Apa Pengertian Biodegradable adalah

Pengertian limbah biodegradable adalah merupakan sesuatu yang merujuk kepada semua limbah yang dapat hancur atau terurai oleh organisme hidup lainnya dan berasal dari tumbuhan atau hewan.

Contoh limbah biodegradable adalah seperti sisa makanan, kotoran manusia dan hewan, limbah selokan dan plastik biodegradable.

Limbah biodegradable yang sudah dipisahkan dari limbah rumah tangga akan digunakan untuk membuat kompos atau untuk pembangkit listrik. Ini akan meringankan beban pembuangan akhir yang ada dan pabrik pembakaran sampah, pabrik baru dapat dirancang lebih kecil dan beroperasi dengan lebih efektif biaya.

Apa itu Biodegradable ?

Produk yang “biodegradable” memiliki kemampuan untuk terurai, dengan aman dan relatif cepat, secara biologis, ke dalam bahan-bahan mentah alam dan membaur kembali ke lingkungan. Produk-produk ini bisa saja bahan padat yang terurai ke dalam tanah (yang juga disebut compostable), atau bahan cair yang terurai ke dalam air. Plastik yang biodegradable dimaksudkan untuk hancur ketika bertemu mikroorganisme (bahan alami seperti tepung jagun atau minyak sayur ditambahkan untuk membantu proses ini).

Pembuangan berkelanjutan (sustainable) produk apa pun membutuhkan sampahnya untuk kembali ke bumi dan mampu untuk terurai. Alam mengurai apa pun yang ia buat kembali menjadi bahan-bahan dasarnya, agar makhluk-makhluk baru dapat dibuat dari yang lama.

Setiap sumber daya yang berasal dari alam akan kembali ke alam—tanaman dan hewan biodegrade, bahkan minyak mentah akan terurai (biodegrade) ketika terpapar air, udara, dan garam-garam tertentu. Alam telah menyempurnakan sistem ini—dan kita hanya perlu belajar cara untuk mengikutinya.

Namun, ketika banyak sumber daya berubah menjadi produk, mereka telah diproses sedemikian rupa sehingga tidak lagi dikenali oleh mikroorganisme dan enzim yang bertugas mengembalikannya kepada pada bahan-bahan dasarnya. Minyak mentah, misalnya, akan terurai dalam kondisi alaminya, tapi begitu diubah menjadi plastik, ia menjadi polusi. Daripada kembali ke alam, produk-produk ini malah mengotori tanah, udara, dan air kita.

Dari semua kata-kata tentang lingkungan yang sering diucapkan, ‘biodegradable’ mungkin adalah kata yang sering disalah gunakan dan paling sulit untuk dipahami. Karena di masa lalu tidak ada pedoman dan aturan, banyak produk disebut biodegradable tanpa alasan yang jelas.

Sayangnya, kata biodegradable telah sering digunakan pada produk-produk yang sebenarnya tidak (seperti detergen dan plastik) dan tidak digunakan untuk produk-produk yang sebenarnya iya (seperti sabun dan kertas).

Daun adalah contoh sempurna untuk produk yang biodegradable—ia tumbuh di musim semi, digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis pada musim panas, jatuh ke tanah pada musim gugur, dan membaur ke dalam tanah—memupuk tanaman untuk musim berikutnya. Konsep dasarnya tampak sangat jelas, namun terdapat beberapa factor untuk dipertimbangkan dalam menentukan derajat biodegradasi sebuah produk atau bahan.

Pertama adalah sifat dasar kemampuan untuk terurai dalam produk. Bahan apa pun yang berasal dari alam akan kembali kea lam selama dalam kondisi yang relatif alami. Jadi, produk yang berbahan dasar tanaman, hewan, atau mineral mampu terurai, tapi produk-produk buatan manusia persenyawaan petrochemical secara umum tidak mampu terurai.

Ketika bahan buatan manusia diracik di sebuah laboratorium, kombinasi elemen-elemen yang dibuat tidak ada di alam sehingga tidak ada mikroorganisme yang cocok untuk mengurainya.

Kedua adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bahan tersebut terurai. Di alam, berbagai bahan butuh waktu yang berbeda-beda untuk terurai. Sebuah daun butuh sekitar satu tahun hingga menjadi bagian dari tanah hutan. Sebuah cangkul besi, sebaliknya, butuh bertahun-tahun untuk mengkarat hingga terurai dan pohon besar dapat butuh waktu berdekade-dekade untuk benar-benar terurai. Nalar sederhana memberitahu kita bahwa bahan apa pun akan pada akhirnya terurai, meskipun butuh waktu berabad-abad.

Jadi, apa waktu yang wajar bagi sesuatu untuk terurai (biodegrade)? Tergantung bahan itu sendiri. Contoh daun menunjukkan bahwa kecepatan wajar adalah apa yang wajar bagi ekosistem. Sebuah cairan yang akan masuk ke jalur air harus terurai cepat, sedangkan tidak masalah jika sebuah kertas koran butuh waktu lebih lama untuk terurai. Di lain pihak, plastik tidak akan pernah terurai seumur hidup kita dan jelas tidak akan kembali terurai menjadi bahan minyak mentah seperti ketika ia mulai tercipta.

Ketiga, ada pertanyaan produk tersebut terurai menjadi apa? Bisa jadi banyak produk terurai menjadi bahan-bahan beracun. Dalam bukunya, Closing Circle, seorang ekologis Barry Commoner memberikan contoh unit benzene dalam detergen sintetis berubah ketika terurai menjadi phenol (carbolic acid), sebuah zat yang beracun bagi ikan.

Untuk menjadi biodegradable yang sebenarnya, sebuah bahan atau zat harus terurai menjadi karbondioksida (gizi untuk tanaman), air, dan berbagai jenis mineral yang tidak akan membahayakan ekosistem (garam atau soda kue, misalnya, sudah dalam kondisi alaminya dan tidak butuh diurai lagi).

Keempat, karakteristik lingkungan dimana produk tersebut berada juga dapat mempengaruhi kemampuannya untuk terurai. Detergen, misalnya, dapat terurai dalam lingkungan air tawar ‘aerobic’ (mengandung oksigen), tapi tidak dalam lingkungan ‘anaerobic’ (kekurangan oksigen) seperti solokan, rawa-rawa, tanah yang terbanjiri, atau surface water sediments.

Banyak produk bersifat terurai di dalam tanah, misalnya potongan dahan pohon, sampah makanan, dan kertas, tidak akan terurai ketika disimpan di tempat pembuangan sampah (landfills) karena lingkungannya kekurangan sinar matahari, air, dan bakteri yang dibutuhkan bagi proses pembusukan.

Garbage Project, sebuah studi tentang sampah kita yang dilakukan oleh sebuah kelompok di Universitas Arizona, telah menemukan hot dog, tongkol jagung, dan anggur yang berusia dua puluh lima tahun dan masih berbentuk, juga menemukan kertas-kertas koran sejak dari tahun 1952 yang masih mudah terbaca. Ketika kondisi yang dibutuhkan untuk produk terurai tidak ada, maka permasalahan besar sampah akan muncul.

Begitu sebuah produk dinyatakan biodegradable dalam situasi dan kondisi tertentu, terdapat tantangan untuk meletakkan produk dalam kondisi itu dan dalam jumlah yang dapat diterima ekosistem tempat ia berada. Kecepatan mengurai yang berkelanjutan (sustainable) adalah sebanyak sebuah ekosistem mampu menyerap sebagai nutrient, dan tidak membahayakan.

Sabun, misalnya, adalah produk organic alami yang sifat dasarnya biodegradable. Air sabun dari satu rumah tangga akan terurai dengan mudah di belakang rumah, namun, jika air sabun itu masuk ke jalur air yang menuju solokan dimana air sabun dari sejuta lebih rumah tangga mengalir, akan muncul banyak gelombang air sabun di pantai karena terdapat lebih banyak sabun dibandingkan jumlah mikroorganisme untuk mengurainya.

Tumpahan minyak membahayakan bukan karena minyak tidak mampu terurai, tapi karena jumlah minyak jauh lebih banyak dibandingkan mikroorganisme yang tersedia untuk mengurainya. Telah diperhitungkan bahwa dibutuhkan 50 tahun bagi minyak yang tumpah tahun 1989 oleh Exxon Valdez untuk terurai.

Danau dan sungai telah terkotori karena jumlah sampah yang dibuang ke dalamnya melebihi kemampuan tampungnya. Selain memikirkan kemampuan produk untuk terurai, kita juga perlu mempertimbangkan kapasitas sistem tempat produk tersebut dibuang.

Mereka yang pernah mencoba memberi label ‘biodegradable’ pada produk menemui dilema yang sama dengan ketika mendefinisikan ‘recyclable’—apakah produk dilabeli ‘biodegradable’ jika sifatnya sendiri mampu terurai, atau jika biasa dibuang dengan cara yang membantunya terurai? Misalnya, apakah kertas belanjaan diberi label ‘biodegradable’? Ia akan terurai jika disimpan di alam, namun tidak akan terurai di TPA yang memiliki kondisi yang tidak tepat.

Plastik Biodegradable

Berbeda dengan plastik pada umumnya yang dibuat dari bahan dasar minyak bumi seperti petroleum, gas alam dan batu bara. Plastik biodegradable ini terbuat dari selulosa, kolagen, protein, lipid, ataupun chitosan yang diambil dari ekstraksi tanaman dan hewan. Plastik biodegradable ini berbahan dasar tepung, seperti tepung singkong, kentang, dan beras, yang dapat diurai oleh alam menjadi CO2 dan biomassa lainnya dengan bantuan mikroorganisme.

Sebagai perbandingan, plastik biasa membutuhkan waktu sekitar 50-100 tahun untuk terurai oleh alam. Sementara plastik biodegradable ini dapat terurai lebih cepat. Untuk sebuah kantong plastik misalnya, dapet terurai dalam hitungan bulan, tergantung dari material dasar yang digunakan.

Namun penggunaan plastik biodegradable masih sangat jarang menyebabkan harganya relatif mahal dibanding plastik konvensional. Memang membutuhkan kerja sama dengan banyak pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dnegan mengurangi penggunaan plastik konvensional.plastik biodegradable.

plastik biodegradable

Beberapa produk yang dibuat dari material plastik biodegradable yang umum ditemui antara lain kantong plastik sampah dan peralatan makan sekali pakai. Selain itu masih banyak produk plastik solid yang dapat digunakan berulang kali namun dengan material biodegradable seperti piring, gelas, sendok, garpu, dll.

Beberapa negara maju mulai menggunakan plastik biodegradable ini untuk menggantikan plastik konvensional. Karena mereka sadar, pelestarian lingkungan harus dilakukan bersama-sama, dimulai dari sekarang. Meskipun demikian, penggunaan plastik memang harus dihindari karena plastik biodegradable tetap tidak bisa diurai di laut, dan mengganggu ekosistem laut.

Related Posts