Apakah Pengertian dan Fungsi Ragi

Pengertian ragi adalah sesuatu yang merujuk kepada zat yang bisa menyebabkan fermentasi.

Kandungan ragi adalah mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien.

Mikroorganisme yang dipakai di dalam ragi adalah berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.

Ragi adalah digunakan pada industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.

Jenis-jenis ragi adalah:

  • Ragi Basah atau Padat (Compressed Yeast), Ragi basah memiliki tekstur halus, padat, dan berbentuk balok atau kubus kecil yang terbungkus aluminium. Di antara jenis yang lain, ragi basah mudah sekali mati. Paling tidak, ragi ini bisa tahan dalam suhu ruang selama 2-3 hari. Oleh sebab itu, ragi ini semakin jarang ditemui di supermarket maupun toko kue. Merek yang ada di Indonesia untuk ragi ini adalah Pinnacle, Five Stars, dan Red Star.
  • Ragi Kering Aktif atau Koral (Active Dry Yeast), ragi kering aktif justru memiliki ketahanan yang lama, yakni bisa mencapai satu tahun dalam suhu ruang. Ragi ini berbentuk butiran kasar dan seperti namanya, ragi kering aktif perlu “dihidupkan” sebelum dicampurkan dalam adonan. Cara menghidupkannya seperti yang dijelaskan di atas, yakni memakai larutan air dan gula.
  • Ragi Instan (Instant Yeast), Ragi instan berbentuk butiran yang lebih kecil dari ragi kering aktif, namun soal daya tahan, ragi instan lebih cepat mati dari ragi kering aktif, makanya ragi ini perlu dipindah ke wadah kedap udara setelah dibuka kemasannya.

Apa itu ragi

Ragi adalah suatu macam tumbuh- tumbuhan bersel satu yang tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak dengan suatu proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya peragian. Peragian adalah istilah umum yang mencangkup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara ( aerobic dan anaerobic ) yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksid.

Ragi terdiri dari sejumlah kecil enzym, termasuk protease, lipase, invertase, maltase dan zymase. Enzym yang penting dalam ragi adalah invertase, maltase dan zymase. Enzym invertase dalam ragi bertanggung jawab terhadap awal aktivitas fermentasi. Enzym ini mengubah gula (sukrosa) yang terlarut dalam air menjadi gula sederhana yang terdiri atas glokosa dan fruktosa. Gula sederhana kemudian dipecah menjadi karbondioksida dan alkohol.

Enzym 8 amilase yang terdapat dalam tepung mampu memproduksi maltose yang dapat dikonsumsi oleh ragi sehingga fermentasi terus berlangsung. Proses pengembangan adonan dapat terjadi apabila ragi dicampur dengan bahan- bahan lain dalam pembuatan roti, maka ragi akan menghasilkan CO2. Gas inilah yang menjadikan adonan roti menjadi mengembang. Proses pengembangan adonan yang dilakukan oleh ragi ditunjang oleh penggunaan bahan lain yaitu gula sebagai sumber energi.

Apa itu ragi alami

Ragi Alami Ragi alami adalah mikroorganisme dari bahan-bahan alami yang didapatkan dari hasil fermentasi tanpa memerlukan bahan tambahan buatan. Mikroorganisme dalam bahan-bahan alami menggunakan glukosa serta memproduksi karbondioksida, aroma alkohol, dan asam-asam organik. menggunakan mikroorganisme bermanfaat yang berasal dari bahan-bahan alami.

Manfaat ragi alami

  • Mudah dicerna. Selama proses fermentasi, berbagai mikroorganisme mengubah senyawa pada roti menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna.
  • Membentuk tekstur yang empuk. Berbagai macam mikroorganisme dapat menghasilkan pelembab seperti trehalose yang dapat menghambat retrogradasi pati pada roti sehingga keempukan roti menjadi lebih tahan lama.
  • Umur simpan yang panjang tanpa pengawet. Berbagai mikroorganisme keasaman dan menghasilkan senyawa antibakteri pada adonan sehingga roti dapat disimpan lebih lama.
  • Kaya akan rasa dan aroma. Selama proses fermentasi, berbagai metabolit dari mikrooganisme memberikan rasa dan aroma yang unik dan beragam.
  • Menyehatkan. Selama proses fermentasi banyak enzim-enzim bermanfaat yang baik untuk kesehatan dihasilkan. Para ahli telah melaporkan bahwa mikroorganisme-mikroorganisme dalam roti yang difermentasi secara alami sangat efektif sebagai antikolesterol, antikanker, dan antioksidan.

Fungsi ragi pada roti adalah:

  • Memproduksi Karbondioksida Sehingga Membuat Adonan Naik, Karbondioksida dihasilkan saat proses fermentasi, setelah ragi tercampur rata dengan gula pada adonan. Karbondioksida yang dihasilkan menyebabkan adonan mengembang sehingga menghasilkan bentuk lebih besar.
  • Sumber Pematang Adonan, Hal ini ditimbulkan karena adanya reaksi dari ragi yang menghasilkan alkohol dan asam protein pada tepung terigu, serta secara fisik gas karbondioksida meregangkan kandungan protein pada tepung terigu. Hasilnya adalah roti yang lembut, terdapat rongga udara yang ditinggalkan akibat hasil dari proses fermentasi ragi.
  • Mengembangkan Rasa Pada Saat Fermentasi, Ragi meninggalkan rasa yang khas pada produk olahannya. Selama proses fermentasi adonan, ragi memeroduksi berbagai metabolit sekunder seperti keton, alkohol tinggi, asam organik, aldehida, dan ester. Beberapa kandungan alkohol akan menguap selama proses pemanggangan, sisanya bereaksi satu sama lain hingga menghasilkan rasa baru dan lebih kompleks. Reaksi ini biasa terjadi di kerak roti dan rasa yang dihasilkan berdifusi ke dalam remah roti.
  • Ragi Memperkuat Adonan Roti, Fungsi ragi pada roti yang terakhir adalah ketika adonan berupa air dan tepung terigu diuleni, maka akan membentuk adonan yang sangat elastis seperti permen karet, yang disebut gluten. Dalam pembuatan roti, gluten tersebut ingin dikembangkan menjadi lebih besar dibandingkan bentuk semula. Di sinilah ragi berfungsi untuk mengikat gluten dan memperkuat adonan saat dikembangkan. Semakin banyak kandungan gluten pada tepung terigu, akan semakin baik adonan roti yang dihasilkan, dan semakin maksimal pula kerja ragi.

Related Posts