Apakah Perbedaan antara eksotoksin dan Endotoksin

Beberapa perbedaan yang ada di antara diantara eksotoksin dengan Endotoksin adalah :

  • Endotoksin stabil pada suhu 250 ° C dan tidak mengalami denaturasi, sedangkan eksotoksin adalah 60-80 ° C dan didenaturasi saat didih.
  • Reaksi kekebalan tubuh menjadi lemah ketika endotoksin memicu sel dan memiliki aktivitas enzimatik tinggi tetapi antigenisitasnya buruk, sedangkan selama reaksi eksotoksin reaksi imunnya kuat, meskipun tidak ada aktivitas enzimatik dan antigenisitas tinggi.
  • Endotoksin adalah kompleks protein-lipopolisakarida (LPS) yang bertanggung jawab untuk membuat bagian integral dari dinding sel Bakteri Gram-Negatif. Eksotoksin adalah protein yang disekresikan oleh beberapa spesies bakteri. Padahal endotoksin dianggap lebih toksin daripada eksotoksin.
  • Endotoksin adalah bagian dari sel karena mereka terkait dengan membran luar bakteri Gram-negatif dan dilepaskan pada lisis sel, sedangkan eksotoksin disekresikan di dalam sel dan aktif dalam bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Exotoxins dilepaskan dari sel.
  • Berat molekul endotoksin mungkin antara 50-1000KDa dan berhubungan dengan kompleks Lipopolysaccharide, di sisi lain, eksotoksin memiliki berat molekul 10KDa dan terkait dengan kompleks protein.
  • Contoh bakteri yang memicu LPS atau endotoksin adalah Salmonella typhi, E.coli, Vibrio cholera, Shigella, sementara Bacillus cereus, Bacillus anthracis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogens adalah contoh untuk memicu eksotoksin.
  • Sepsis, meningococcemia adalah penyakit yang disebabkan oleh endotoksin, sedangkan Diptheria, botulisme, tetanus disebabkan oleh eksotoksin.

Apa itu endotoksin

Pengertian endotoksin adalah toksin yang menjadi bagian integral dari dinding sel bakteri Gram negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS).

Yang dimaksud endotoksin adalah lipopolisakarida yang ada pada membran luar dinding sel bakteri Gram-negatif yang, dalam keadaan tertentu, menjadi beracun bagi inang spesifik. Lipopolisakarida disebut Endotoksin karena mereka terikat pada bakteri dan mereka dilepaskan hanya ketika sel-sel bakteri melisiskan.

Pengertian eksotoksin

Yang dimaksud eksotoksin adalah suatu komponen protein terlarut yang disekresikan oleh bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial. Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa species bakteri tertentu (bisa Gram positif maupun Gram negatif) yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait dengan toksin tersebut.

Pengertian eksotoksin adalah zat umumnya labih terhadap panas, beracun berprotein yang dilepaskan oleh beberapa bakteri ke sekitarnya. Sebagian besar eksotoksin diproduksi oleh bakteri Gram-positif. Beberapa bakteri Gram-negatif juga dapat menghasilkan eksotoksin.

Eksotoksin adalah zat yang paling mematikan dan beracun yang diketahui; mereka beracun bahkan dalam konsentrasi nanogram per kilogram. Kondisi patogen yang mematikan seperti Botulisme, Difteri, Tetanus, Kolera, Anthrax, Pertusis dll. Disebabkan oleh bakteri eksotoksin.

Bakteri patogen mempunyai kemampuan memproduksi toksin yg berfungsi sebagai alat utk merusak sel inang dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari sel inangnya. Toksin yang berasal dari bakteri adalah komponen racun terlarut yang diproduksi oleh bakteri, dan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sel-sel inang dengan cara mengubah metabolisme normal dari sel inang tersebut.

Toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini bisa dibedakan atas dua jenis yaitu endotoksin dan enterotoksin. Berikut akan dijelaskan perbedaan antara endotoksin dan eksotoksin.

Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri Gram negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS). LPS merupakan komponen penyusun permukaan dari membran terluar (outer membran) bakteri Gram negatif seperti E. coli, Salmonella, Shigella dan Pseudomonas. LPS terletak pada membran terluar.

Karena LPS hanya dimiliki oleh bakteri Gram negatif, maka endotoksin dapat dikatakan sebagai toksin yang khas dimiliki oleh bakteri Gram negatifEfek toksik dari LPS disebabkan oleh komponen lipid (lipid A) dari LPS sementara polisakarida O yang hidrofilik berperan sebagai carrier pembawa lipid A. Gejala penyakit karena aktivitas endotoksin (LPS) terjadi jika bakteri mati (misalnya karena aktivitas antimikroba, aktivitas phagosit atau obat antibiotika) dan mengalami lisis sehingga LPS akan dilepas ke lingkungan.

Endotoksin akan memberi efek negatif jika terdapat dalam jumlah yang cukup besar (LPS lebih dari 100 μg). Karena bersifat non enzimatis, maka mekanisme reaksinya tidak spesifik. LPS menyerang sistim pertahanan tubuh menyebabkan demam, penurunan kadar besi, peradangan, pembekuan darah, hipotensi dan sebagainya.

Eksotoksin adalah komponen protein terlarut yang disekresikan oleh bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial. Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa species bakteri tertentu (bisa Gram positif maupun Gram negatif) yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait dengan toksin tersebut.

Sebagai contoh, toksin botulin hanya dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Pada beberapa pathogen, toksin merupakan faktor virulence: toksin hanya diproduksi oleh strain yang virulent. Beberapa patogen bisa mensekresikan eksotoksin ke dalam pangan.

Pada kondisi ini, walaupun bakterinya tidak ada, toksin akan menyebabkan keracunan pangan jika masuk ke saluran pencernaan (intoksikasi). Pada beberapa patogen, bakteri hidup masuk ke saluran pencernaan dan memproduksi toksin yang dapat menyebabkan keracunan pangan (toksiko-infeksi).Eksotoksin berukuran lebih besar dari endotoksin, dengan berat molekul sekitar 50 – 1000 kDa.

Toksin ini berfungsi seperti enzim dan memiliki sifat-sifat enzim yaitu terdenaturasi oleh panas, asam dan enzim proteolitik. Potensi toksiknya tinggi (konsentrasi 1 μg dapat menyebabkan keracunan). Aktivitas biologis dari eksotoksin berlangsung dengan mekanisme reaksi dan substrat yang spesifik. Substrat (didalam inang) bisa berupa komponen dari sel-sel jaringan, organ atau cairan tubuh. Biasanya, bagian yang dirusak oleh toksin mengindi-kasikan lokasi dari substrat untuk toksin tersebut.

Istilah seperti enterotoksin, neuro-toksin, dan hemolysin kadang-kadang digunakan untuk mengindikasikan sisi target dari suatu eksotoksin. Eksotoksin bersifat antigenik. Artinya, secara in vivo, aktivitasnya da-pat dinetralkan oleh antibody yang spesifik untuk eksotoksin tersebut. Beberapa eksotoksin memiliki aktivitas sitotoksik yang sangat spesifik. Misalnya, toksin botulin yang hanya menyerang syaraf.

Beberapa eksotoksin yang lain memiliki spektrum aktivitas yang lebih lebar dan menyebabkan kematian (nekrosis) dari beberapa sel dan jaringan (non spesifik) misalnya toksin yang diproduksi oleh staphylococci, streptococci, clostridia, dan sebagainya. Toksin dengan spektrum aktivitas yang lebar ini biasanya merusak membran sel inang dan menyebabkan kematian sel karena terjadinya kebocoran isi sel.Sitotoksin menyebabkan kerusakan secara intraseluler (didalam sitoplasma sel inang).

Related Posts