Energi aktivasi

Terjadinya reaksi kimia tentu terkait dengan kontak antara molekul reaktif dan energi minimum yang diperlukan. Energi minimum untuk terjadinya reaksi ini disebut energi aktivasi.

Pembentukan produk dari reaktan adalah proses bertahap di mana ikatan reaktan terputus secara paralel dengan pembentukan ikatan produk. Keadaan antara di mana beberapa ikatan setengah putus dan yang lainnya setengah terbentuk dikenal sebagai “kompleks teraktivasi”.

Persyaratan lain untuk pembentukan kompleks teraktivasi adalah bahwa molekul mengaktifkan kembali tumbukan dengan orientasi yang menguntungkan untuk pembentukannya.

Tumbukan dengan energi dan orientasi yang sesuai untuk pembentukan kompleks teraktivasi disebut tumbukan efektif. Ini adalah prinsip dasar Teori Tabrakan.

Mengingat reaksi berikut:

+ I —-> 2 HI  

Mari kita periksa tabel di bawah ini, pada baris pertama orientasi yang mengarah pada tumbukan tidak efektif dan pada baris kedua orientasi yang mengarah pada tumbukan efektif

Tidak semua tumbukan efektif, sedangkan semua tumbukan yang mencapai kompleks teraktivasi mengarah pada pembentukan produk.

Kompleks teraktivasi adalah struktur perantara antara reaktan dan produk, dengan ikatan antara antara dua reaktan dan dua produk.

Energi aktivasi reaksi sesuai dengan energi yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung dengan energi yang lebih sedikit dari reaktan. Semakin rendah energi aktivasi suatu reaksi, semakin tinggi kecepatan reaksi.

Suatu reaksi disebut eksotermik ketika memberikan energi yang lebih tinggi ke medium daripada yang diperlukan untuk mencapai kompleks teraktivasi.

Ketika suatu reaksi bersifat endoterm, ia memberikan energi yang lebih rendah ke medium daripada yang diperlukan untuk mencapai kompleks teraktivasi.

Katalis adalah zat yang menurunkan energi aktivasi untuk reaksi tertentu, tanpa mengubah H-nya. Katalis tidak diubah selama reaksi.

Dalam autocatalysis, salah satu produk reaksi bertindak sebagai katalis, pada awal reaksi lambat dengan pembentukan ini, kecepatan meningkat secara bertahap.

Dalam katalisis homogen, katalis dan reagen berada dalam fase yang sama. Dalam katalisis heterogen, katalis dan reagen berada dalam fase yang berbeda.

Enzim adalah katalis yang bekerja dalam reaksi biologis dan umumnya cukup spesifik dan memiliki suhu operasi optimum sekitar 37º.

Related Posts