Jelaskan daur hidup cacing

Pengertian daur hidup atau siklus hidup cacing adalah proses dari awal adanya cacing (telur) sampai ke akhir. Ada beberapa jenis cacing, misalnya cacing hati dan cacing pita.

Daur Hidup Cacing hati adalah:

  • Telur, Telur cacing hati biasanya akan keluar bersama dengan kotoran mahluk hidup lain, setelah melewati sistem pencernaan manusia terlebih dahulu. Seekor kambing dewasa biasanya akan dapat menyimpan setengah juta telur cacing hati dalam sehari. Telur-telur cacing hati ini akan menetas bila dalam kondisi yang basah setiap keluar dari kotoran tadi. Telur cacing hati ini umumnya disebut mirasidium.
  • Larva,Telur cacing hati, atau mirasidium tadi selanjutnya akan terbawa oleh air hujan, dan menuju sungai dan mereka biasanya akan mulai menyerang siput air yang ada disana, untuk dijadikan perantara atau host. Didalam siput air tersebut, cacing hati ini akan berkembang menjadi setidaknya tiga parasit yang berbeda, salah satunya termasuk pula cercaria atau biasa disebut kecebong.
  • Kista Yang Menular, Cercaria atau kecebong tadi akan berenang terus menerus hingga mereka menemukan rumput atau segala jenis vegetasi-vegetasi lainnya untuk dapat mereka tinggali. Disana mereka akan membentuk sebuah kista, atau juga bisa disebut metaserkaria. Dan inilah salah satu bentuk infeksi dari cacing hati itu. Manusia atau hewan akan memakan bahan makanan yang telah terkontaminasi metaserkaria itu.
  • Rumah Baru, Dalam bagian usus besar dan juga bagian usus halus manusia atupun hewan, metakseria tadi akan keluar dari kista mereka sendiri sebagai mahluk baru, yakni cacing hatti dewasa. Cacing hati ini akan menembus bagian usus, terutama dinding bagian usus besar, yang selanjutnya akan masuk kedalam bagian usus halus yang selanjutnya ke rongga perut dan kemudian bermigrasi untuk menemukan perantara yang baru. Dalam waktu beberapa minggu, cacing hati ini akan mendiami salah satu saluran empedu hati dan akan mencapai kematangan. Dan setelah dewasa nanti, cacing hati ini akan bereproduksi secara aseksual dan kembali melepaskan telur-telur yang baru.

Daur hidup cacing pita ini adalah:

  • Telur cacing lepas menuju lingkungan
    Cacing pita dewasa akan terus hidup dan berkembangbiak dalam sejumlah bagian usus halus manusia. Caranya dengan bertelur dan telurnya terjadi perkembangkian sebagai larva onchosphere sampai di uterus gravid proglottid (tubuh yang mengandung banyak telur). Gravid proglottid lalu melepaslan dari tubuh cacing pita dewasa untuk keluar dari anus.
  • Infeksi hewan ternak
    Pada waktu telur cacing keluar dari tubuh manusia, terdapat kemungkinan cacing tersebut bisa berpindah menuju inangnya, misalnya sapid an babi.
  • Embrio cacing menginveksi pada otot hewan ternak
    Pada waktu telur cacing pita sudah masuk dalam tubuh hewan ternak, maka larva cacing ini akan menembus usus halus serta masuk dalam sistem peredaran darah hewan tersebut. Lewat jantung, mala larva akan menyebar di bagian tubuh hewan lain misalnya jantung, hati, otot lidah serta bahu.
  • Infeksi manusia
    Pada waktu manusia mengonsumsi daging yang masih belum matang hewan terinfeksi, maka terdapat kemungkinan manusia tersebut akan terinfeksi juga. Oleh sebab itu, seharusnya hindari daging sapi maupun babi yang masaknya setengah matang.
  • Menempel di usus halus
    Sesudah larva cacing sudah masuk di dalam sistem pencernaan manusia, maka cacing pita ini akan menempel kuat di dinding usus halus.
  • Larva cacing akan tumbuh sebagai ccaing dewasa. Lalu daur hidup tersebut akan mengulang kembali.

Daur hidup umum dari cacing pita adalah:

  • Telur – Cestoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan (dan menyimpan) telur pada proglotid-nya. Segmen proglotid yang matang kemudian “rontok” bersamaan dengan telur-telur yang dikandungnya. Telur ini keluar melalui kotoran inang primer dan dimakan oleh inang perantara (sapi, babi, dll.).
  • Onkosfer (en: oncosphere) – Dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi onkosfer, yaitu larva heksakant (en: hexacanth) yang masih dibungkus oleh lapisan embrionik.
  • Larva heksakant – Onkosfer menjadi larva heksakant yang mampu menembus dinding saluran pencernaan, dan terbawa menuju otot.
  • Sista sistiserkus (en: cysticercus) – larva heksakant yang telah berada di otot kemudian membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini bisa bertahan beberapa tahun pada hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke inang primer (inang definitif) apabila termakan bersamaan dengan daging hewan.
  • Cacing pita muda – sistiserkus yang berada di usus inang primer akan menempel dan mulai tumbuh menjadi dewasa.
  • Cacing pita dewasa – cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai melakukan reproduksi seksual, proglotid cacing pita mulai terisi dengan telur yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid. Hebatnya, cacing pita bisa memiliki 1.000 – 2.000 segmen.
  • Proglotid rontok – ketika sudah matang dan berisi telur, segmen-segmen proglotid yang penuh dengan telur mulai berguguran dan terbawa melalui kotoran.

Related Posts