Jelaskan Perbedaan Amoksisilin dan Penisilin

Perbedaan Amoksisilin dan Penisilin adalah

  • penisilin adalah yang pertama untuk ditemukan, sedangkan Amoxicillin merupakan versi perbaikan dari Penisilin.
  • Amoksisilin dikatakan banyak dengan mudah diserap dalam tubuh dan karenanya lebih efektif terhadap lebih luas virus dan bakteri dari Penisilin.

Apa itu Amoxicillin

Amoxicillin adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri, Amoksisilin atau amoxicillin akan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi di organ paru-paru, saluran kemih, kulit, serta di bagian telinga, hidung, dan tenggorokan.

Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin adalah:

  • Diare tidak membaik selama lebih dari 4 hari.
  • Gejala gangguan fungsi hati, seperti kram perut, urine berwarna gelap, serta mata dan kulit berwarna kuning.
  • Muncul ruam pada kulit
  • Diare
  • Nyeri otot dan sendi yang muncul dua hari setelah mengonsumsi amoxicillin.
  • Mual
  • Muntah
  • sakit kepala
  • Mudah memar atau mengalami perdarahan, baik dari hidung, mulut, atau vagina.

Apa itu Penisilin

Pengertian Penisilin adalah merupakan sesuatu yang merujuk kepada sebuah kelompok antibiotika β-laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif. Penisilin bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri, dengan menghambat digabungkannya asam N-asetilmuramat non esensial ke dalam struktur mukopeptida yang biasanya membuat sel menjadi kaku dan kuat.

Cara kerja Penisilin adalah juga berarti bahwa penisilin hanya akan aktif bekerja pada satuan patogen yang sedang tumbuh dengan aktif. Sebutan “penisilin” juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin. Semua penisilin memiliki dasar rangka Penam, yang memiliki rumus molekul R-C9H11N2O4S, di mana R adalah rangka samping yang beragam.

Penisilin

Sejarah penemuan Penisilin

Penemuan penislin selalu dikaitkan dengan ilmuwan Skotlandia, Alexander Fleming pada 1929, walaupun sebenarnya banyak ilmuwan lain yang telah mencatat efek antibakteri sebelum Fleming.

Fleming, dalam laboratoriumnya di Rumah Sakit Santa Maria (kini merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di London), mencatat adanya lingkaran hambatan (zona bening) pada pertumbuhan bakteri di piringan kultur Staphylococcus. Fleming menyimpulkan bahwa hambatan itu dikarenakan sebuah subtansi penghambat pertumbuhan dan menghancurkan bakteri.

Ia kemudian menumbuhkan sebuah kultur murni dan menemukan Penicillium yang kemudian dikenal sebagai Penicillium chrysogenum. Fleming memberikan istilah “penisilin” untuk menggambarkan hasil filtrasi dari kultur mikrobiologis Penicillium.

Walaupun di tahapan awal ini, penisilin ditemukan efektif melawan bakteri Gram positif dan tidak efektif pada Gram negatif dan jamur. Fleming optimis bahwa penisilin akan menjadi disinfektan yang sangat berguna, berpotensi tinggi dengan tingkat keracunan yang rendah dibandingkan antiseptik masa itu.

Pada percobaan berikutnya, Fleming menyadari bahwa penisilin tidak akan bertahan lama di tubuh manusia untuk membunuh bakteri patogen. Ia menghentikan penelitiannya mengenai penisilin setelah 1931, tetapi mencoba memulainya lagi pada 1934.

Pada 1939, ilmuwan Australia Howard Walter Florey dan sebuah tim peneliti di Universitas Oxford membuat sebuah kemajuan yang berarti dalam menunjukkan aksi bakterisidal secara in vivo dari penisilin. Mereka gagal dalam percobaan karena ketidakcukupan penisilin, tetapi berhasil dibuktikan bahwa penislin tidak berbahaya dan bekerja pada tikus. Beberapa percobaan penisilin dilakukan di Oxford. Pada 1942, John Bumstead dan Orvan Hess menjadi ahli yang pertama berhasil menyembuhkan pasiennya dengan penisilin.

Saat Perang Dunia II, penisilin berjasa dalam menekan jumlah kematian akibat infeksi yang disebabkan luka terbuka yang tak mendapat perawatan, yang dalam situasi serupa dapat menimbulkan gangren bahkan kematian, menyelamatkan 12-15% nyawa. Ketersediaan penisilin masih sangat terbatas karena kesulitan untuk memproduksinya secara massal, dan kecepatan ginjal yang menghasilkan sisa penisilin yang tidak sempat digunakan tubuh. Saat itu, pengumpulan kembali penisilin dari air seni pasien merupakan prosedur yang biasa. Penisilin tersebut akan digunakan kembali.

Penggunaan kembali penisilin tersebut bukanlah jalan akhir yang baik. Hal ini membuat para peneliti mencari jalan lain untuk memperlambat sekresi penisilin. Mereka berharap dapat menemukan molekul yang dapat menyaingi penisilin untuk transporter asam organik. Transportter tersebut berfungsi dalam sekresi penisilin, maka diperkirakan transporter akan membawa molekul penghambat sehingga penisilin akan lebih lama pada tubuh.

Sebuah agen probenesid akhirnya dibuktikan dapat menghambat. Probenesid akan bersaing dan menghambat sekresi penisilin. Penislin akhirnya dapat bekerja lama di tubuh. Teknik produksi penisilin secara massal pun akhirnya dapat diatasi.

Struktur kimiawi penisilin diketahui oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin pada awal 1940an. Penemuan ini menjadikan penisilin dapat dibuat secara sintetik. Sebuah tim dari Oxford menemukan metode produksi massal penisilin. Tim yang dipimpin Howard Walter Florey itu mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Kedokteran atau Fisiologi pada 1945. Saat itu, Penisilin menjadi antibiotika yang banayak digunakan dan masih digunakan untuk beberapa infeksi bakteri Gram positif.

Related Posts