Jelaskan Polusi Yang Disebabkan Bahan Bakar Fosil

Pengertian bahan bakar fosil adalah merupakan sesuatu yang merujuk kepada sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.

Proses terbentuknya bahan bakar fosil

Bahan bakar fosil adalah merupakan materi alami seperti minyak, batubara dan gas yang terkubur dalam perut bumi dengan tujuan untuk digunakan menghasilkan energi. Sedangkan istilah fosil sendiri adalah sisa-sisa tanaman atau binatang yang hidup pada zaman dulu. Contohnya adalah sisa daun-daunan atau bangkai binatang berukuran kecil yang hidup jutaan tahun lalu yang kita bisa lihat pada karang dan batu-batuan saat ini.

Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam juga berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang hidup jutaan tahun lalu yang mati dan tertimbun di dasar samudra dan sungai dalam satu lapisan yang disebut sedimen. Sedangkan sedimen sendiri merupakan material seperti batu-batuan didalam tanah atau pasir yang terkubur oleh air dan tenggelam ke dasar. Dengan berlalunya waktu timbullah banyak lapisan sedimen dan banyak tekanan serta panas tercipta.

Dalam lingkungan yang dinamis dan intens ini fosil terurai lalu membentuk kelompok yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang terpisah yang jutaan tahun kemudian menjadi minyak bumi atau gas alam. Batu bara pun juga melalui proses yang sama seperti minyak bumi dan gas alam hanya saja materi pembentuknya dari sisa-sisa pepohonan dan tanaman yang hidup jutaan lalu namun terkubur dalam rawa-rawa.

Adanya tekanan dan panas pada lapisan yang menampung fosil tadi menyebabkan reaksi kimia, oksigennya terdorong keluar, sementara sisa karbonnya yang banyak ditinggalkan dan itulah yang disebut dengan batu bara.

 

Hujan asam

Hujan asam mengacu pada curah hujan yang membawa sulfur dan nitrogen senyawa dari atmosfer ke tanah. Istilah memasuki penggunaan umum di tengah kekhawatiran selama tahun 1980 tentang kelangsungan hidup pembakaran bahan bakar setiap mengandung senyawa tersebut, Program Deposisi Atmosfer Nasional melaporkan. Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai penyebab alami dan buatan manusia, termasuk emisi dari lalu lintas mobil, pabrik kimia dan utilitas umum. Konsekuensi lingkungan negatif termasuk kerusakan vegetasi dan penurunan populasi air. Produksi pertanian menurun juga kemungkinan, karena hujan asam menghabiskannya tanah nutrisi yang tanaman perlu untuk tumbuh.

Perubahan iklim

Pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi juga melepaskan sejumlah besar karbon dioksida dan gas rumah kaca ke lingkungan. Gas-gas ini bertindak seperti selimut untuk energi perangkap yang menghangatkan permukaan bumi. Selama 150 tahun terakhir, pembakaran bahan bakar fosil telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer oleh lebih dari 25 persen, menurut Persatuan Ilmuwan Peduli. Hasilnya adalah peningkatan suhu global, negara bagian AS Environmental Protection Agency. Fenomena perubahan iklim terkait dengan banjir dan hujan deras di berbagai daerah, serta lebih sering terjadi kekeringan dan gelombang panas yang parah.

Polusi Udara dan Kesehatan

Bahan bakar fosil adalah penyumbang utama polusi udara kesehatan merugikan. Emisi gas karbon monoksida dari mobil dan truk adalah contoh yang paling sering dikutip, tapi bukan satu-satunya.

Proses pembakaran juga menciptakan nitrogen oksida yang mengarah pada penciptaan kabut asap, Persatuan Ilmuwan Peduli menyarankan.

Bahan-bahan ini dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia, menurunkan resistensi terhadap infeksi pernapasan dan mengiritasi paru-paru.

Pembangkit listrik dan kegiatan-transportasi terkait adalah tentang sama bertanggung jawab untuk emisi nitrogen oksida. Bahan bakar fosil juga menghasilkan produk sampingan yang menggantung di udara dan mengiritasi paru-paru, seperti debu, jelaga dan asap.

Polusi Disebabkan oleh Bahan Bakar Fosil
Angin dapat membawa emisi bahan bakar fosil untuk ribuan mil.

Polusi Tanah dan Air

Kegiatan produksi bahan bakar fosil memiliki implikasi untuk tanah dan sumber daya air. Salah satu contoh adalah pertambangan permukaan dan pengolahan batubara, yang mengganggu wilayah yang lebih luas dari lahan dari tambang bawah tanah tidak, negara-negara EPA. Pembangkit listrik tenaga batu bara juga melepaskan polutan yang mencemari tanah di dekatnya.

Transportasi minyak menimbulkan risiko tumpahan yang meninggalkan lautan dan saluran air dihuni selama bertahun-tahun yang akan datang.

Pergerakan air asam melalui pipa juga berkontribusi terhadap pencucian timah dan tembaga ke dalam air minum, menciptakan masalah kontaminasi potensial bagi warga yang tidak bergantung pada pasokan air publik.

Awal Mula Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil adalah bahan bakar alami yang terbentuk selama jutaan tahun di Bumi. Seperti namanya, bahan bakar fosil itu berasal dari hasil penguraian tanpa oksigen, jasad makhluk hidup yang ada di dalam tanah. Awal penemuan bahan bakar fosil ini bermula sejak 4.000 tahun lalu, saat manusia menemukan batu bara.

Batu bara awalnya digunakan untuk memasak dan membuat api unggun, kemudian digunakan untuk menghangatkan air di pemandian umum oleh bangsa Romawi saat menguasai Inggris.

Setelah sempat lama tidak dipakai, batu bara kembali digunakan tahun 1200-an, terutama di London, saat populasi semakin banyak dan kayu bakar semakin sulit ditemukan.

Kemudian tahun 1800-an, minyak bumi seperti petroleum mulai digunakan untuk memberi tenaga mesin kendaraan. Gas alam juga sudah digunakan manusia sejak lama, teman-teman, bahkan sebelum Masehi.