Jelaskan Sejarah Penemuan Virus Biologi !

Banyak dari kita yang sering mendengar kata virus, tetapi mungkin ada dari kita yang belum mengetahui mengenai sejarah penemuan virus. Nah, berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai sejarah penemuan virus biologi.

Studi ilmiah tentang virus dan infeksi yang ditimbulkannya – dimulai pada tahun-tahun penutupan abad ke-19. Meskipun Louis Pasteur dan Edward Jenner mengembangkan vaksin pertama untuk melindungi terhadap infeksi virus, mereka tidak tahu bahwa ada virus. Bukti pertama keberadaan virus berasal dari percobaan dengan filter yang memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan bakteri.

Pada tahun 1892, Dmitry Ivanovsky menggunakan salah satu filter ini untuk menunjukkan bahwa getah dari tanaman tembakau yang sakit tetap menular ke tanaman tembakau yang sehat meskipun telah disaring. Martinus Beijerinck menyebut substansi yang disaring dan terinfeksi itu sebagai “virus” dan penemuan ini dianggap sebagai awal dari virologi. Penemuan berikutnya dan karakterisasi parsial bakteriofag oleh Felix d’Herelle lebih lanjut mengkatalisasi lapangan, dan pada awal abad ke 20 banyak virus ditemukan.

Sejarah penemuan virus diawali pada tahun 1876 ketika Adolf Edward Meyer (Gambar 1), seorang guru besar pada sekolah tinggi pertanian dan ba­lai percobaan pertanian Wegeningen, Belanda, mengamati adanya penyakit pada daun tanaman tembakau yang sangat menular. Penyakit tanaman itu ia beri nama penyakit mosaik. Ia kemudian meneliti dan menyimpulkan bahwa penyakit itu tidak disebabkan oleh mikroorganisme ataupun kekurangan unsur hara. Ia men­duga bahwa penyakit itu ditularkan oleh “zat semacam enzim yang larut”.

Penemu Virus Sejarah Penemuan Virus dan Daftar PenemunyaPada tahun 1892, seorang ahli botani Rusia bernama Dmitri Ivanovski meneliti penyakit mosaik pada tanaman tembakau (suatu penyakit yang menyebabkan daun tembakau berkerut dan berbintik-bintik). Caranya, ia membuat filtrat daun tembakau yang terkena penyakit tersebut. Ternyata, filtrat tersebut dapat menyebabkan penyakit yang sama pada tanaman lain yang se­hat. Ketika perlakuan tersebut diulang, hasilnya tetap sama.

Pengamatan dengan menggunakan mikroskop berdaya perbesaran kuat terhadap filtrat tersebut, tidak memperlihatkan adanya benda atau mikroorganisme apa pun. Ivanovski menyim­pulkan bahwa yang ditemukannya itu adalah suatu patogen baru yang diberi nama “filterable virus’ atau virus yang dapat melewati saringan. Pada permulaan abad XIX, kata “virus” berarti setiap zat beracun (Latin: virus = racun), termasuk bisa ular. Dia juga membuktikan bahwa patogen tersebut dapat melewati saring­an bakteri Chamberland yang terbuat dari porselin.

Tahun 1895, Dr. Martinus W. Beijerinick, seorang ahli mikrobiologi Be­landa, menggunakan cara yang sama dengan cara Ivanovski untuk meneliti pe­nyakit mosaik pada tanaman tembakau. Ia juga menemukan bahwa penyebab penyakit tersebut dapat melewati saringan bakteri Chamberland. Ia kemudian dapat membuktikan bahwa zat penular penyakit mosaik tersebut berbeda secara esensial dengan mikroorganisme (bakteri).

Pada awal tahun 1900, beberapa penyakit, seperti penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, kanker (pada hewan), dan demam kuning pada manusia ter­bukti disebabkan oleh filterable virus itu. Para ilmuwan menyatakan bahwa ada kelompok patogen baru yang berbahaya yang harus dihadapi dan istilah virus digunakan untuk bentuk kehidupan tersebut.

Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berha­sil mengkristalkan virus penyebab penyakit mosaik tembakau yang diberi nama virus mosaik tembakau (tobacco mosaic virus/TMV). Substansi tersebut tetap me­miliki daya patogen tinggi, meskipun sudah mengalami penghabluran berkali-kali. Stanley mendapatkan hadiah Nobel untuk penemuannya tersebut. Pada tahun 1936, Bawden dan Pirie dari Inggris berhasil menemukan bahwa virus tersusun atas bahan nukleoprotein. Pada tahun 1937, Kausche, Pfankuch, dan Ernst Ruska berhasil mengamati partikel TMV untuk pertama kalinya dengan mikroskop elektron ciptaannya.

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.

Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.

Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska

Related Posts