Organ Reproduksi Katak (Amfibi)
1. Organ Reproduksi Katak Jantan
Organ reproduksi katak jantan adalah terdiri dari sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma, testis katak berbentuk oval, berwarna kuning, dan terletak di atas ginjal.
Sel sperma yang dihasilkan oleh testis disalurkan melalui vas deferes menuju ke ginjal. Sel sperma ini nantinya akan dikeluarkan bersama urine melalui kloaka.
Pada katak terdapat organ yang dinamakan vestigial oviduct. Bagian tersebut memiliki struktur yang mirip oviduk pada katak betina, akan tetapi pada katak jantan organ ini tidak berfungsi dalam sistem reproduksi.
Organ Reproduksi Katak Betina
Organ reproduksi katak betina adalah terdiri atas sepasang ovarium, ovarium katak terletak pada bagian belakang rongga tubuh dan diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.
Ovarium pada katak betina adalah memiliki fungsi sebagai penghasil ovum. Apabila telah matang, ovum tersebut akan ditampung oleh suatu corong yang dinamakan infundibulum.
Oviduk katak betina terpisah dengan ureter dan bermuara pada kantong kloaka. Setiap ovum yang keluar dari dalam tubuh induk betina akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin).
Sistem Reproduksi Katak (Amfibi)
Reproduksi katak adalah melalui fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh betina). Saat musim kawin tiba, katak jantan akan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Posisi katak jantan menempel dan menekan perut katak betina ini dinamakan ampleksus. Posisi tersebut dapat berlangsung dalam beberapa jam, bahkan berhari-hari lamanya.
Proses ampleksus ini memungkinkan katak betina untuk mengeluarkan ovum dan katak jantan mengeluarkan spermanya dalam jumlah banyak.
Sel telur dan sperma yang sudah melebur tersebut kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi embrio. Embrio yang terbentuk akan dilindungi oleh cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Embrio kemudian akan berkembang menjadi berudu dan selanjutnya berudu mengalami diferensiasi bentuk menjadi katak.
Metamorfosis katak
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh hewan selama tumbuh dan berkembang dari kecil hingga menjadi besar. Pada awalnya katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan dibuahi oleh sperma dari katak jantan. Telur-telur yang telah dibuahi akan menetas setelah 10 hari.
Setelah menetas, telur katak tersebut menjadi berudu, berudu ini hidup di air. Setelah 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar dan kaki depan mulai muncul.
Pada saat umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, insang tidak berfungsi lagi dan ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak.
Sistem pencernaan katak adalah :
- Rongga mulut, adalah dilengkapi dengan gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa;
- Kerongkongan (esofagus), Setelah dari corum arus, makanan menuju esofagus yang berupa saluran pendek. Esofagus akan menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan untuk masuk ke lambung.
- Lambung (vantrikulus), adalah memiliki fungsi sebagai gudang makanan, berbentuk kantung yang bila diisi makanan, akan menjadi lebar. Lambung katak dibedakan menjadi dua yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju anus.
- Usus (intestinum), usus halus meliputi duodenum dan ileum, di dalam usus terjadi penyerapan makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui kleppylaris.
- Usus besar, adalah hanya terjadi penyerapan air dan pembusukkan sisa makanan bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayur akan menjadi fases. Usus besar berakhir pada rektum dan akan menujuu kloaka
- Kloaka, adalah merupakan muara bersama saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urine.