Ketaatan anjing memiliki dasar genetik

Anjing adalah salah satu hewan yang telah bersama manusia untuk waktu yang lama. Domestikasi mereka adalah salah satu yang paling sukses. Keragaman ras anjing yang telah dicapai untuk berbagai tugas menjadikannya salah satu alat yang paling berguna untuk perkembangan manusia. Setiap hari kami menemukan kebajikan baru dari para sahabat ini yang telah bersama kami selama sekitar 30.000 tahun. Contohnya adalah bahwa hari ini bau canids yang mengejutkan digunakan untuk menemukan tempat tersembunyi bahan peledak atau obat-obatan. Tapi tidak hanya itu, anjing dilatih untuk mendeteksi uang dalam jumlah besar atau tumor pada orang sakit. Pendamping ini, yang terkenal karena kesetiaannya dan kepatuhannya yang hampir seperti militer, adalah seperti ungkapan sahabat manusia. Namun, apa yang membuat anjing begitu setia dan patuh dibandingkan dengan spesies peliharaan lainnya?

Sebuah studi baru-baru ini tentang kemampuan anjing untuk berkomunikasi dengan kami, memahami perintah kami, dan membentuk tim menunjukkan hasil yang mengejutkan. Anjing secara genetik dipilih untuk memahami kita dan mengikuti perintah tuannya. Pada awalnya mungkin tampak bahwa ini menanggapi rasa perintah. Anjing seperti serigala didirikan dalam kawanan di mana pasangan dominan menentukan masa depan kawanannya. Namun, hewan lain juga membentuk kawanan atau kawanan, tetapi kepatuhan dan keterampilan komunikasi mereka tampaknya tidak tersebar luas di semua ras.

Penelitian telah dilakukan dengan anak anjing berusia 8 minggu, untuk menunjukkan bahwa bahkan jika mereka telah memiliki pendidikan atau bahkan paparan manusia, anjing mampu merespon perintah dan gerakan sederhana. Studi yang dilakukan dengan golden retriever dan Labrador kecil menunjukkan bahwa anjing cenderung 67% dari waktu untuk mengikuti perintah manusia untuk pergi ke satu arah, bukan 50% dari kesempatan. Di sisi lain, ketika seorang manusia berbicara di depan mereka, anak-anak anjing akan melakukan kontak mata dengan wajah mereka untuk mencoba memahami apa yang mereka katakan. Mereka prihatin dengan mencoba menangkap informasi sebanyak mungkin melalui “membaca” gerakan yang dibuat oleh manusia. Kapasitas ini terlihat terkait dengan keluarga anjing, yang terkait memiliki respons yang lebih besar terhadap manusia daripada yang lain. Ini, tanpa menentukan gen yang terlibat dalam jenis sikap ini, menunjukkan kecenderungan turun-temurun untuk berinteraksi dengan manusia. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa anjing tidak terlalu cenderung untuk meminta bantuan manusia ketika menghadapi masalah yang mustahil untuk dipecahkan. Ini berarti bahwa meskipun mereka mampu memahami dan berkomunikasi dengan manusia, mereka tidak melihat di dalamnya jawaban atas kebutuhan mereka, tetapi lebih pada satu pasangan lagi untuk berinteraksi.

Kemudian, dengan dedikasi dan latihan, anjing dapat berkomunikasi dengan manusia, tidak hanya untuk memahami apa yang mereka katakan, tetapi juga untuk mengekspresikan kebutuhannya sendiri kepada manusia melalui sistem kompleks yang berbeda.

Related Posts