Psikologi dan Iritasi Usus Besar

Iritasi usus adalah gangguan gastrointestinal fungsional yang menyebabkan sakit perut, sembelit, atau diare.

Patologi ini mendukung kejengkelan manifestasi lain yang sangat menyakitkan seperti wasir, yaitu peradangan vena pada saluran anus, terutama karena fungsi usus yang salah.

British Medical Journal di London menerbitkan penelitian tentang kemanjuran obat antidepresan dan perawatan psikologis tertentu seperti hipnoterapi untuk pengobatan iritasi usus.

Penting untuk menginformasikan pasien yang menderita sindrom ini tentang keberadaan perawatan ini, sehingga mereka dapat memilih terapi yang paling tepat.

Ini tidak berarti bahwa penyakit ini bersifat mental, tetapi kita tahu bahwa masalah emosional berpartisipasi dalam gangguan fungsional, terutama pada organ-organ yang lebih sensitif terhadap pasien ini.

Sigmund Freud, dalam analisisnya tentang fase kedua perkembangan psikoseksual, yang ia sebut anal-sadis, yang berlangsung kira-kira antara dua dan empat tahun, menyoroti pengaruh fiksasi pada perilaku eliminasi (pengusiran-retensi), yang tetap mendalami makna.

Pada fase ini, sadomasokisme terlihat ditegaskan dalam kaitannya dengan pengembangan kontrol otot, yang akan dikaitkan dengan evakuasi dan retensi dan nilai simbolis sumbangan dan penolakan tinja, yang mewakili hadiah atau uang.

Saat ini, pengobatan gangguan ini, hanya farmakologis, menghasilkan hasil parsial dan dalam banyak kasus tidak terlalu efektif.

Sebagian besar ahli sepakat bahwa asal mula masalah ini adalah karena kombinasi faktor fisik dan mental, namun, dokter yang merawat pasien ini enggan untuk merujuk ke psikoterapis, kecuali mereka yang menunjukkan gejala depresi.

Ada banyak bukti tentang efektivitas terapi psikologis tetapi banyak dokter yang skeptis dan mengabaikannya, mengobati kasus-kasus ini dengan obat-obatan yang umumnya tidak efektif dan memiliki efek samping.

Studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal, setelah meninjau literatur medis tentang sindrom iritasi usus besar, mengungkapkan bahwa perawatan psikologis seperti terapi kognitif singkat lebih efektif daripada obat-obatan dan dengan efek yang lebih lama.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Rumah Sakit Kolese Kinas menganggap bahwa hipnoterapi juga merupakan pengobatan yang memberikan hasil yang baik dalam pengobatan gangguan ini yang lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Menurut para peneliti ini, pasien yang paling serius adalah mereka yang merespon paling baik terhadap hipnoterapi.

Teknik ini melibatkan relaksasi dan visualisasi saluran pencernaan sebagai sungai yang mengalir cepat, kemudian mengasumsikan peredaran normal, lancar, dan lambat.

Penting untuk menyebarkan pengetahuan ini di rumah sakit umum dan untuk meningkatkan kesadaran di pihak profesional medis, yang menangani diri mereka sendiri dengan sudut pandang organik yang kaku, menyangkal kemanjuran pengobatan alternatif lain yang lebih efektif.

Related Posts