Sindrom FOMO

Kedatangan teknologi baru, dapat terus terhubung dengan orang lain, dikenal dan tidak dikenal dari mana saja di dunia dan kedatangan dan pengiriman informasi secara instan adalah salah satu kemajuan dan revolusi besar di dunia kita saat ini, tetapi kenyataannya adalah bahwa Kita mau tidak mau berpikir bahwa itu juga telah menciptakan banyak ketergantungan dan ketidaknyamanan pada tingkat pribadi yang telah menjadi Sindrom atau gangguan seperti yang akan kita pelajari hari ini.

Hari ini kita berbicara tentang Sindrom FOMO , gangguan baru di zaman kita yang diciptakan karena penyalahgunaan teknologi baru, jejaring sosial, dan segala sesuatu yang bercampur dengan beberapa masalah kepribadian bawaan yang mendorong munculnya jenis masalah ini.

Sindrom FOMO ini mengacu pada perasaan bahwa Anda kehilangan sesuatu dari apa yang terjadi melalui jejaring sosial, bahwa apa yang terjadi pada orang lain, kehidupan orang lain jauh lebih menarik daripada Anda sendiri. Orang dengan Sindrom FOMO hidup terbalik di jejaring sosial dengan berpikir bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia virtual itu kepada orang lain sangat menarik, bahkan merasa sedih ketika mereka tidak memiliki berita atau tidak tahu sesuatu yang sedang terjadi tentangnya.

FOMO adalah singkatan dari frase bahasa Inggris fear of missing out, fear of missing something dalam bahasa Spanyol.

Banyaknya informasi yang ditangani di Internet dan melalui jejaring sosial adalah penyebab Sindrom FOMO ini dan konsekuensinya. Orang-orang yang terus-menerus terhubung ke jaringan adalah mereka yang kemungkinan besar dapat menghasilkan sindrom seperti ini yang sangat invasif dalam kehidupan mereka yang menyebabkan masalah besar di dunia nyata mereka.

Semakin banyak orang merasa bahwa hidup mereka jauh lebih tidak menarik daripada hidup orang lain sedemikian rupa sehingga mereka hidup terbalik dalam apa yang ditawarkan jejaring sosial kepada mereka tentang orang lain yang hidupnya tampak jauh lebih menarik.

Masalah bagi orang-orang dengan Sindrom FOMO adalah bahwa kemungkinan yang ditawarkan oleh jejaring sosial dalam banyak kasus lebih besar daripada yang sebenarnya dapat kita tutupi sedemikian rupa sehingga masalah FOMO tercipta, kecemasan tentang keinginan untuk mengetahui segalanya, dan ketakutan akan kehilangan sesuatu. sangat penting.

Hal ini membuat pengidap Sindrom FOMO menghabiskan siang dan malam mencari dan menonton jaringan melalui Smartphone, tablet, komputer, dll.

Penelitian telah menemukan bahwa pria muda adalah yang paling mungkin untuk jatuh untuk jenis masalah ini. FOMO dapat menyebabkan masalah seperti kecemasan dan depresi serta masalah lain dengan intensitas emosional dan psikologis yang lebih besar atau lebih kecil.

Tampaknya ada semacam distorsi kognitif yang mendasari masalah ini yang mengarah pada pemikiran irasional.

Pendidikan preventif adalah dasar untuk dapat menghindari masalah ini pada generasi baru.

Related Posts