Minyak daun cengkeh menangkap radikal DPPH pada konsentrasi yang lebih rendah dari eugenol, BHA atau BHT (Jirovetz et al 2006). Minyak cengkeh melindungi tikus jantan dari kerusakan radikal bebas dari aflatoksin, yang berpotensi mikotoksin mutagenik, karsinogenik, hepatotoksik dan teratogenik (Abdel-Wahhab & Aly 2005).
Demikian juga, apakah minyak cengkeh beracun bagi manusia?
Minyak cengkeh dianggap aman dalam jumlah kecil (<1.500 ppm) sebagai bahan tambahan makanan. Namun, minyak cengkeh beracun bagi sel manusia. Tidak ada studi epidemiologi tentang potensi efek merugikan kesehatan manusia yang terkait dengan paparan minyak daun cengkeh atau eugenol dari skenario paparan manusia.
Selanjutnya, pertanyaannya adalah, minyak atsiri apa yang bersifat karsinogenik? Relatif sedikit anggota kelompok zat ini yang terbukti menyebabkan kanker pada hewan. Makalah ini merangkum pengetahuan tentang aktivitas karsinogenik safrol, minyak jeruk (d-limonene), minyak terpentin (l-pinene), minyak kayu putih (phellandrene), minyak bergamot, dan cabai merah.
Dengan cara ini, apakah minyak cengkeh aman untuk dikonsumsi?
Cengkih adalah KEMUNGKINAN AMAN bagi kebanyakan orang ketika diminum dalam jumlah yang biasa ditemukan dalam makanan. Namun, aplikasi minyak cengkeh di mulut atau pada gusi terkadang dapat menyebabkan kerusakan pada gusi, pulpa gigi, kulit, dan selaput lendir.
Bisakah minyak esensial berbahaya?
Orang tidak boleh mengoleskan minyak esensial langsung ke kulit tanpa mengencerkannya, kecuali di bawah bimbingan langsung dari profesional perawatan kesehatan. Juga berbahaya menelan minyak esensial. Minyak esensial tidak hanya sangat terkonsentrasi, tetapi juga dapat mengiritasi sel-sel sensitif di dalam tubuh.