Apakah Perbedaan antara Auksin dan Giberelin ?

Auxin dan giberelin adalah dua jenis fitohormon yang bertanggung jawab untuk pemanjangan sel-sel dalam tunas. Jenis lain dari phytohormones adalah sitokinin, asam absisat, dan etilena.

Berikut ini adalah perbedaan yang ada diantara Auxin dan Giberelin.

  1. Auksin memiliki rantai samping dalam struktur kimianya sementara giberelin tidak memiliki rantai samping.
  2. Auksin ditemukan hanya pada tumbuhan tingkat tinggi sementara giberelin ditemukan pada beberapa jamur juga. Misalnya. Gibberella fujikuroi.
  3. Transportasi auksin bersifat basipetal sedangkan transportasi gibberellin adalah acropetal.
  4. Auxin tidak mempromosikan pembelahan sel, tetapi giberelin mempromosikan pembelahan sel.
  5. Auxin meningkatkan dominasi apikal sementara giberelin tidak berpengaruh pada dominasi apikal.
  6. Auksin tidak memanjang sel-sel dari tanaman kerdil genetik sementara giberelin meningkatkan pemanjangan tanaman rambat genetik secara internal.
  7. Auxin tidak memiliki peran dalam mematahkan dormansi biji, tetapi giberelin membantu dalam memecahkan dormansi tunas dan biji.
  8. Auxin dan giberelin meningkatkan elongasi sel.

Untuk mengetahui perbedaan antara Auksin dan Giberelin, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui pengertian, sifat dan fungsi keduanya. Baru setelah kita memahami kedua nama tersebut kita akan mengetahui perbedaannya. Auksin memiliki rantai samping dalam struktur kimianya sementara giberelin tidak memiliki rantai samping. Dan berikut ini merupakan uraian yang memuat ulasan tentang Auksin dan Giberelin.

Apa itu Auksin

Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.

Nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya.

Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.

Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Secara umum, suatu senyawa dianggap sebagai auksin adalah jika disintesis oleh tanaman dan memiliki aktivitas yang mirip dengan IAA. Menurut Koeffli, Thimann dan went (1966), aktivitas auxsin ditentukan oleh:

  • adanya struktur cincin yang tidak jenuh,
  • adanya rantai keasaman (acid chain),
  • pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin,
  • adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai keasaman.

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988).

Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 – D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 – Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 – Dikloro – O – anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 – amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro – pikonat).

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian, dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel, hormon Auksin yang di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

Berikut secara ringkas kerja hormon auksin dalam sel:

  • Hormon auksin berikatan dengan suatu reseptor.
  • Sinyal ini dilanjutan ke second messengers dalam sel yang memicu berbagai tanggapan.
  • Pompa proton diaktifkan, dan pelepasan ion H+ melonggarkan dinding sel sehingga sel bisa membesar/memanjang.
  • Perangkat Golgi dirangsang untuk melepaskan kantung yang mengandung bahan untuk menjaga ketebalan dinding sel.
  • Jalur transduksi sinyal juga mengaktifkan DNA untuk membentuk protein (transkripsi & translasi).
  • Protein yang terbentuk diperlukan untuk memelihara pertumbuhan sel.

hormon auksin

Fungsi hormon auksin adalah:

  1. Hormon auksin merangsang pembentukan akar dan mempertahankan sifat geotropisme negatif dari batang.
  2. Hormon auksin merangsang perkembangan akar lateral dari serabut akar sehingga meningkatkan penyerapan air dan mineral.
  3. Hormon auksin merangsang pembelahan sel kambium vaskuler sehingga menyebabkan pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
  4. Hormon auksin menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem hingga dapat meningkatkan transportasi mineral dan air.
  5. Hormon auksin berpengaruh pada pemanjangan sel, pembelahan sel dan diferensiasi sel. Contoh bila tunas tumbuh tegak salah satu sisi disinari cahaya matahari, pertumbuhan tunas akan berbelok ke arah cahaya. Hal ini disebabkan karena auksin pada batang yang terkena sinar rusak sehingga pertumbuhan pada sisi tersebut terhambat.
  6. Hormon auksin memelihara dinding sel tetap elastis, merangsang pembentukan dinding sel, tetapi tidak merangsang pembentukan dinding sel sekunder.

Apa itu Giberelin

Giberelin adalah senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat pengontrol perkecambahan.Giberelin dibutuhkan untuk pembebasan α-amilase yang menghasilkan hidrolisis tepung dan perkecambahan. Adapun respon positif terhadap giberelin terjadi dalam kisaran konsentrasi yang luas, bahkan kandungan giberelin yang tinggi tidak bersifat racun.

Penggunaan giberelin dapat mempengaruhi besarnya organ tanaman melalui proses pembelahan dan pembesaran sel. Keutamaan sintesis goberelin pada tanaman tingkat tinggi adalah meristematik daun,akar dan perkecambahan. Giberelin sebagai zat pengatur tumbuh pada tanaman sangat perbengaruh sifat genetik, perkecambahan dan aspek fisiologis lainnya. Selain itu giberelin mempunyai peranan dalam mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein.

giberelin

Giberelin aktif untuk merangsang perkembangan sel serta dapat meningkatkan hasil tanaman. Perendaman giberelin selain menambah tinggi tanaman juga menambah luas daun yang berarti terdapat peninggatan aktivitas fotosintesa. Biosintesis Giberelin Acid terutama berlangsung dalam tunas, daun dan akar.

Salah satu efek fisiologis dari giberelin adalah mendorong aktivitas dari enzim-enzim hidrolotik pada proses perkecambahan biji-biji serelia. Hal ini mula-mula datang dari observasi perubahan-perubahan kimia yang terjadi pada biji jelai selama proses malting (perubahan pati ke gula). Pada proses ini biji jelai itu menghisap air dan biji mulai berkecambah. Pada proses perkecambahab ini pati di ubah menjadi gula. Biji jelai yang mulai berkecambah ini dikenal sebagai malt yang dipakai untuk menumbuhkan ragi yang kemudian merubah gula menjadi alkohol.

Giberelin menginisiasi sintesa amilase, enzim pencerna, dalam sel-sel auleron, lapisan sel-sel paling luar endosperm. Giberelin juga terlibat dalam pengaktifan sintesa protase dan enzim-enzim hidrolitik lainnya. Senyawa-senyawa gula dan asam amino, zat-zat dapat larut yang dihasilkan oleh aktivitas amilase dan protase ditranspor ke embrio, dan zat-zat ini mendukung perkembangan embrio dan munculnya kecambah.

Aktifnya enzim α-amilase akan semakin meningkatkan perombakan karbohidrat menjadi gula reduksi. Gula reduksi tersebut sebagian akan digunakan sebagai respirasi dan sebagian lagi translokasi ke titik-titik tumbuh penyusunan senyawa baru. Proses respirasi tersebut sangat penting karena respirasi akan menghasilkan energi yang selanjutnya digunakan untuk proses-proses metabolisme benih.

Fungsi Fisiologis Giberelin

Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini.

  • Merangsang batang dengan merangsang pembelahan sel dan perpanjangan.
  • Merangsang lari / berbunga dalam menanggapi hari panjang.
  • Breaks dormansi benih di beberapa tanaman yang memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan.
  • Merangsang produksi enzim (a-amilase) di germinating butir serealia untuk mobilisasi cadangan benih.
  • Menginduksi maleness di bunga dioecious (ekspresi seksual).
  • Dapat menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji) pengembangan buah.
  • Dapatkah penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk.
  • Genetik Dwarsfism

Penjelasan singkat dari masing-masing fungsi fisiologis tersebut.

  • Pembungaan
    Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981), pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna. Ternyata pemberian GA3 meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu perlakuan.
  • Genetik Dwarsfism
    Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik. Penyemprotan giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi. Sel-sel pada tanaman keril mengalami perpanjangan (elongation) karena pengaruh giberelin. Giberelin mendukung perkembangan dinding sel menjadi memanjang. Penelitian lain juga menemukan bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan enzim proteolitik yang akan membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal ini menjelaskan fonomena peningkatan kandungan auksik karena pemberian giberelin.
  • Pematangan Buah
    Proses pematangan ditandai dengan perubahan tekture, warna, rasa, dan aroma. Pemberian giberelin dapat memperlambat pematangan buah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aplikasi giberelin pada buah tomat dapat memperlambat pematangan buah. Pengaruh ini juga terlihat pada buah pisang matang yang diberi aplikasi giberelin.
  • Perkecambahan
    Biji/benih tanaman terdiri dari embrio dan endosperm. Di dalam endoperm terdapat pati yang dikelilingi oleh lapisan yang dinamakan ‘aleuron’. Pertumbuhan embrio tergantung pada ketersediaan nutrisi untuk tumbuh. Giberelin meningkatkan/merangsang aktivitas enzim amilase yang akan merubah pati menjadi gula sehingga dapat dimanfaatkan oleh embrio.
  • Stimulasi aktivitas kambium dan xylem
    Beberapa penelitian membuktikan bahwa aplikasi giberelin mempengaruhi aktivitas kambium dan xylem. Pemberian giberelin memicu terjadinya differensiasi xylem pada pucuk tanaman. Kombinasi pemberian giberelin + auksin menunjukkan pengaruh sinergistik pada xylem. sedangkan pemberian auksin saja tidak memberikan pengaruh pad xylem.
  • Dormansi
    Dormansi dapat diistilahkan sebagai masa istirahan pada tanaman. Proses dormansi merupakan proses yang komplek dan dipengaruhi banyak faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Warner menunjukkan bahwa aplikasi giberelin menstimulasi sintesis ribonuklease, amulase, dan proteasi pada endosperm biji. Fase akhir dormansi adalah fase perkecambahan, giberelin perperan dalam fase perkecambahan ini seperti yang telah dijelaskan di atas.

Perbedaan antara Auksin dan Giberelin

  1. Ada beberapa kesamaan serta perbedaan antara dua zat pengatur tumbuh ini.
  2. Auksin memiliki rantai samping dalam struktur kimianya sementara giberelin tidak memiliki rantai samping.
  3. Auksin hanya ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi, sementara giberelin ditemukan di beberapa jamur juga. Misalnya Gibberella fujikuroi.
  4. transportasi Auksin adalah basipetal sementara giberelin transportasi akropetal.
  5. Auksin tidak mendorong pembelahan sel, tetapi giberelin mendorong pembelahan sel.
  6. Auksin meningkatkan dominasi apikal sementara giberelin tidak berpengaruh pada dominasi apikal.
  7. Auksin tidak memanjang sel tanaman secara genetik kerdil sementara giberelin meningkatkan ruas pemanjangan tanaman genetik kerdil.
  8. Auksin memiliki peran dalam dormansi pemecahan benih, tapi giberelin membantu dalam memecahkan dormansi tunas dan biji-bijian.
  9. Baik Auksin dan giberelin meningkatkan pemanjangan sel.

Sebagai kesimpulan, jelas bahwa auksin dan giberelin bersama-sama terlibat dalam pertumbuhan primer tanaman dan pada saat yang sama keduanya terlibat dalam fungsi tertentu untuk masing-masing kelompok hormon.

Related Posts