Penggunaan Hidrogen sebagai Bahan Bakar

Hidrogen dianggap sebagai bahan bakar masa depan karena merupakan sumber energi terbarukan, tidak habis-habisnya dan tidak menimbulkan polusi yang akan membawa manfaat bagi seluruh umat manusia dan yang paling penting, bagi lingkungan.

Dalam keadaan alami dan dalam kondisi normal, hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, ketika dibakar dengan oksigen murni, satu-satunya produk adalah panas dan air.

Industri minyak sedang mempelajari adopsi unsur ini untuk menghasilkan energi listrik dan sebagai bahan bakar untuk kendaraan.

Tapi mengapa kendaraan bertenaga hidrogen tidak mencemari atmosfer?

Kita akan lebih memahami bagaimana zat sederhana dan berlimpah ini dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar potensial.

Idenya adalah bahwa motor listrik menggantikan mesin pembakaran untuk menghindari polusi atmosfer. Dalam konteks yang sama, ada kesadaran bahwa bahan bakar fosil terbatas dan tidak terbarukan, penelitian tentang bahan bakar alternatif dan sumber energi telah tumbuh dengan kecepatan yang dipercepat dan dalam skala global.

Hidrogen adalah senyawa dengan kapasitas besar untuk menyimpan energi, menjadi bahan bakar dengan berat molekul rendah, memiliki jumlah energi tertinggi per satuan massa daripada bahan bakar lain yang diketahui dan ketika didinginkan dan dalam keadaan cair, hidrogen menempati ruang yang setara dengan 1 /700 dari apa yang akan ditempati dalam keadaan gas. 

Itulah salah satu alasan mengapa hidrogen digunakan sebagai bahan bakar untuk propulsi roket dan kapsul ruang angkasa, yang membutuhkan bahan bakar kompak berbobot rendah dengan kapasitas penyimpanan energi yang tinggi.

Ketika diproduksi oleh sumber dan teknologi terbarukan, seperti hidro, matahari atau angin, hidrogen menjadi bahan bakar terbarukan. Itu juga dapat dihasilkan dari gasifikasi residu tebu, atau dari sumber fosil seperti gas alam, nafta dan hidrokarbon lainnya.

Studi mengungkapkan bahwa hidrogen akan menjadi penting dalam produksi energi dunia di tahun-tahun mendatang, karena emisi gas rumah kaca di atmosfer dan pemanasan global, yang sangat membutuhkan pengendalian.