Soal dan Jawaban Tut Wuri Handayani

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, kita tidak bisa lepas dari orang yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan. Beliau adalah Ki Hadjar Dewantara. Hari lahirnya dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara jugalah yang memperkenalkan istilah atau semboyan Tut Wuri Handayani. Berikut ini adalah soal dan jawaban mengenai Tut Wuri Handayani.

Apakah arti atau makna dari Tut Wuri Handayani

  • Tut wuri handayani “dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan”.
  • Ing madya mangun karsa “Di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide”.
  • Dan Ing ngarsa sung tulada “Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik”.

Jelaskan secara singkat tentang sejarah terciptanya semboyan Tut Wuri Handayani!

Sejarah pendidikan di Indonesia tidak lepas dari peran bapak pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Alkisah, ia membangun sebuah institusi pendidikan bernama Taman Siswa. Dari sana ia memulai perjuangannya dan berkembang, sehingga menginspirasi banyak orang.

Taman Siswa bertujuan untuk memerangi model pendidikan kolonial yang pada saat itu hanya menguntungkan segelintir kelompok. Melalui pendidikan, ini merupakan upaya bangsa untuk menyadari kolonialisme. Selain itu, ia menumbuhkan sikap perlawanan terhadap kolonialisme yang tidak mengklaim tanah, tetapi juga budaya asli.

Moto Tut Wuri Handayani pertama kali diaktifkan oleh Ki Hajar Dewantara. Tepat ketika ia mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1992 Masehi. Frasa ini digunakan sebagai salah satu dari 7 prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Biografi singkat Ki Hajar Dewantara, lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Dia adalah keturunan dari suasana keluarga di pengadilan Yogyakarta.

Ketika ia berusia 40 tahun, namanya diubah menjadi Ki Hadjar Dewantara. Dengan menggunakan nama yang tidak memiliki gelar bangsawan, Anda dapat dengan mudah terhubung langsung dengan orang.

Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu pendiri Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa, yang lebih dikenal dengan nama Tamansiswa. Tepatnya pada 3 Juli 1922, ia dan rekan-rekannya membangun institusi pendidikan.

Ciri khas lembaga pendidikan ini adalah penekanan yang lebih besar pada tumbuhnya cinta pada bangsa dan negara. Dengan demikian, motivasi untuk mandiri dapat didorong dengan baik.

Namun perjuangannya juga tak terpisahkan dari campur tangan pihak kolonial Belanda. Untuk mengusir perjuangan Ki Hadjar dan teman-temannya. Pada 1 Oktober 1932, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan tentang Peraturan Sekolah Liar. Dengan perjuangan yang kuat dan gigih untuk memperjuangkan hak-hak belajar, peraturan tersebut akhirnya dicabut oleh pemerintah Belanda.

Selama pendudukan Jepang. Ki Hadjar Dewantara dengan Soekarno, Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur membentuk dan mengarahkan sebuah organisasi bernama Putera (People’s Power Center). Kegiatannya meliputi pendidikan dan politik.

Logo Tut Wuri Handayani

Jelaskan makna dari logo Tut Wuri Handayani

Berikut ini adalah rincian tentang makna yang terkandung dalam logo yang digunakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia:

  1. Bidang segi lima berwarna biru yang tersirat makna kejujuran, ketenangan, kesetiaan, kehandalan, keharmonisan, kesabaran, dan kepekaan.
  2. Semboyan tut wuri handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan untuk penghargaan dan penghormatan bagi Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
  3. Garuda dengan belencong berapi di dadanya menggambarkan sifat berani, mandiri, dinamis, gagah perkasa, dan penuh semangat mengarungi angkasa luas. Sepasang sayap dan ekor berjumlah lima helai merujuk pada Pancasila sebagai asas negara.
  4. Buku merupakan kiasan sumber ilmu pengetahuan sebagai kekuatan menjalani kehidupan.
  5. Garuda dan buku berwarna putih berarti kesucian, kebersihan, dan keikhlasan. Warna api yang merah berkobar berarti keagungan dan keluhuran pengabdian yang penuh keberanian dan rela berkorban membela kebenaran dan kebaikan.