Adaptasi dalam proses evolusi

Ketika berbicara tentang seleksi alam dan memparafrasekan teori-teori evolusi yang hebat, seleksi alam dapat diringkas sebagai “survival of fittest.” Adaptasi ini, dipahami sebagai seperangkat kemampuan dan karakteristik individu yang memungkinkan kelangsungan hidup yang optimal terhadap lingkungan, seharusnya akan ditransmisikan ke keturunannya. Dengan cara ini, adaptasi terhadap suatu lingkungan akan meningkat secara bertahap dalam suatu spesies, karena hanya individu yang beradaptasi terbaik yang akan kawin silang. Dari generasi ke generasi, karakteristik genetik yang membuat individu-individu ini, dan bukan yang lain dalam populasi, beradaptasi lebih baik dengan lingkungan tempat mereka tinggal akan menyebabkan spesies berevolusi, yaitu akan kehilangan karakteristik populasi yang tidak memungkinkan. itu untuk bertahan hidup di tengah di mana mereka berada.

Namun, perlu untuk memenuhi syarat sedikit ketika berbicara tentang evolusi versus adaptasi. Spesies berubah (berevolusi) beradaptasi dengan kondisi umum lingkungan mereka. Spesies tidak berevolusi untuk bertahan hidup di musim dingin, tetapi ke daerah di mana suhu rendah sepanjang tahun dan selama bertahun-tahun berturut-turut.

Oleh karena itu ada dua jenis adaptasi biologis. Pertama-tama, kami menemukan yang terjadi dalam jangka pendek (dari beberapa detik hingga beberapa hari). Adaptasi yang cepat ini merupakan respon fisiologis tubuh terhadap perubahan konstan di lingkungan yang mengelilinginya, seperti variasi suhu, cahaya atau karena variasi internal dalam tubuh, rasa lapar, tidur, kelelahan, dll. Adaptasi ini tidak mengintervensi proses evolusi suatu spesies, tetapi fungsi adaptasi yang benar terhadap variasi kondisi eksternal memang mengintervensi kelangsungan hidup individu. Secara spesifik, aklimatisasi dapat disebut sebagai proses adaptasi fisiologis terhadap iklim. Misalnya, rambut tumbuh lebih cepat selama periode dingin, namun respons ini tidak dipertahankan seiring waktu, karena dengan meningkatnya suhu rambut akan menurunkan kecepatan pertumbuhan dan panjangnya.

Dalam istilah evolusioner, adaptasi mengacu pada perubahan permanen yang memungkinkan kita untuk bertahan hidup di bawah kondisi ekosistem yang stabil. Mungkin pada awalnya adaptasi ini bersifat sementara (aklimatisasi) tetapi perubahan lingkungan menyebabkan mereka permanen, misalnya mamut dan hewan lain yang hidup di zaman es memiliki rambut panjang dan tebal, secara konstitutif. Perubahan permanen ini bisa bermacam-macam, baik fisiologis, morfologis, perkembangan atau bahkan perubahan perilaku reproduksi, makan, dll.

Harus ditunjukkan bahwa adaptasi terhadap lingkungan suatu spesies tidak muncul sebagai respons terhadap perubahan lingkungan. Dalam suatu populasi terdapat individu-individu dengan kapasitas yang berbeda-beda untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan asumsi bahwa yang paling beradaptasi akan meninggalkan lebih banyak keturunan, mutasi genetik yang memberi mereka kelangsungan hidup yang lebih besar akan diteruskan ke generasi berikutnya, sedangkan mutasi yang tidak memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan akan hilang. Artinya, mutasi yang menguntungkan tidak muncul sebagai respons terhadap lingkungan tertentu, tetapi mutasi yang menguntungkan dan merugikan akan muncul dalam populasi dan hanya mutasi yang memberikan kapasitas lebih besar untuk bertahan hidup, atau setidaknya tidak memperburuk kebugaran individu, yang akan tetap ada.