Keanekaragaman tumbuhan, komunitas mikroba tanah dan fungsi ekosistem

Aktivitas manusia telah sangat mempercepat laju hilangnya spesies dari Bumi, dan laju hilangnya spesies saat ini kemungkinan akan meningkat dalam urutan besarnya selama abad berikutnya. Sementara hilangnya spesies tumbuhan secara langsung mengubah komunitas yang tersisa dengan mengurangi keanekaragamannya, ada banyak perdebatan mengenai apakah pengurangan keanekaragaman tumbuhan akan mempengaruhi fungsi ekosistem darat. Beberapa bukti eksperimental menunjukkan bahwa kekayaan spesies tanaman yang lebih tinggi atau kelompok fungsional dapat meningkatkan tingkat produktivitas primer bersih yang lebih tinggi, tetapi mekanisme yang mendasari respons ini tidak dipahami dengan baik atau sepenuhnya diselesaikan. Misalnya, hubungan positif ini telah dikaitkan dengan komplementaritas dan fasilitasi ceruk oleh beberapa orang, sementara yang lain berpendapat bahwa itu adalah hasil dari kemungkinan yang lebih tinggi dari pesaing unggul yang terjadi di komunitas tanaman percobaan yang kaya spesies (yaitu, efek pengambilan sampel ).

Meskipun analisis yang lebih baru menunjukkan bahwa komplementaritas niche dapat meningkatkan produktivitas primer dalam komunitas tumbuhan kaya spesies, tidak pasti apakah perubahan keanekaragaman tumbuhan secara langsung mempengaruhi tingkat trofik yang lebih tinggi yang selanjutnya mengatur aliran energi, dan nutrisi dalam ekosistem terestrial.

Komunitas mikroba penghuni tanah heterotrofik memediasi proses kunci yang mengontrol siklus karbon (C) dan nitrogen (N) ekosistem, dan berpotensi mewakili hubungan mekanistik antara keanekaragaman tumbuhan dan fungsi ekosistem. Namun, beberapa penelitian telah menyelidiki secara eksperimental pengaruh keanekaragaman tumbuhan pada mikroorganisme tanah, tetapi ada alasan untuk mengharapkan bahwa keanekaragaman tumbuhan dapat mempengaruhi komunitas mikroba dan proses ekosistem yang dimediasinya.

Ketersediaan sumber daya pembatas pertumbuhan menentukan komposisi komunitas biotik, dan ketersediaan sumber daya untuk komunitas mikroba tanah dibatasi oleh senyawa organik dalam daun dan akar mati (yaitu puing-puing) yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi seluler. Karena spesies tumbuhan berbeda dalam komposisi biokimianya, perubahan keanekaragaman tumbuhan dapat mengubah produksi, serta kisaran, senyawa organik dalam puing-puing yang membatasi, dan karenanya mengontrol, komposisi dan fungsi komunitas mikroba heterotrofik.

Kemudian, perubahan keanekaragaman tumbuhan akan mengubah ketersediaan sumber daya bagi komunitas mikroba heterotrofik di dalam tanah dan, oleh karena itu, akan mengubah sumber daya, komposisi, dan fungsinya. Juga perubahan komposisi dan fungsi komunitas mikroba, sebagai respons terhadap ketersediaan sumber daya yang berubah, akan secara langsung mempengaruhi laju siklus tanah C dan N. Jelas bahwa eksperimen lapangan yang lebih terkontrol dan diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara keanekaragaman, fungsi tumbuhan dan interaksinya dengan biota tanah.

Related Posts