Kompromi tanaman dan kontinum pertumbuhan lambat-cepat

Penelitian tentang diferensiasi genetik dan fenotipik garis keturunan tanaman di sepanjang gradien lingkungan sangat penting untuk memahami respons evolusi tanaman terhadap variasi iklim saat ini dan masa depan. Karena tanaman tidak dapat secara bersamaan mengoptimalkan fungsi ekofisiologis yang bersaing, pertanyaan penting adalah bagaimana adaptasi tanaman terjadi di bawah pengaruh pertukaran sifat yang penting.

Kontinum lambat-cepat adalah trade-off umum antara alokasi sumber daya untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup, yang mencakup pohon kehidupan. Ujung lambat kontinum ini dicirikan oleh pertumbuhan lambat, spesies berumur panjang, dan kinerja reproduksi rendah, sedangkan spesies pada ujung cepat mencapai kematangan reproduksi lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak keturunan. Pada tumbuhan, spektrum ekonomi daun (LEA) diyakini mencerminkan dasar fisiologis kontinum lambat-cepat. SLE mengatur spesies tanaman di sepanjang rangkaian sindrom sifat daun mulai dari daun berumur pendek dengan metabolisme cepat hingga sindrom terbalik. Ciri-ciri utama SLE termasuk massa kering daun per area (LMA), umur daun (LLS), dan laju fotosintesis bersih per satuan massa (Amass). Sifat-sifat SLE banyak digunakan dalam ekologi komparatif untuk menyimpulkan strategi ekologi tanaman. Namun, sejauh mana ekonomi sumber daya di tingkat daun mencerminkan seluruh fisiologi tanaman, hasil, dan akhirnya kebugaran masih dalam perdebatan. Banyak proses yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara LES dan fungsi seluruh pabrik, termasuk dampak naungan sendiri antara daun dan pola alokasi sumber daya, seperti investasi karbon dalam jaringan non-fotosintetik. Untuk mendapatkan wawasan tentang kekokohan kontinum lambat-cepat di tingkat organisasi yang berbeda, kita harus memeriksa bagaimana sifat SLE meluas ke tingkat pabrik, riwayat hidup, dan strategi penggunaan sumber daya tingkat kinerja. Namun, tetap sulit untuk membandingkan kinerja individu antara spesies dengan bentuk pertumbuhan, fenologi, dan strategi penyebaran yang berbeda, karena perbandingan lintas spesies mencegah hubungan yang jelas antara kompensasi fisiologis dan adaptif.

SLE telah dikaitkan dengan perbedaan kemampuan tanaman untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang lebih keras: spesies yang menunjukkan tingkat fotosintesis, respirasi dan pertumbuhan yang tinggi, berumur pendek, dengan daun tipis dan kaya akan nitrogen. mereka lebih disukai ditemukan dalam kondisi iklim yang kaya nutrisi dan / atau cocok untuk pertumbuhan. Spesies ini diklasifikasikan sebagai spesies akuisitif berbeda dengan spesies konservatif yang menunjukkan rangkaian sifat yang berlawanan. Terlepas dari pengamatan ini, ekologi fungsional tidak memiliki alat untuk menguji adaptasi, dan bukti empiris untuk nilai adaptif berada di satu ujung atau yang lain dari kontinum dalam lingkungan tertentu tetap sedikit.

Related Posts