Pendidikan

Mendidik adalah membantu untuk mengingat

Pendidikan tanpa budaya dan kecerdasan tanpa moral tidak layak dihormati.

Kata pendidikan berasal dari kata latin “educere” yang berarti menggali apa yang ada di dalam diri manusia, yaitu potensi fisik, mental, dan etikanya.

Seseorang yang berhasil mengembangkan potensi tersebut akan mampu memenuhi tujuannya, memahami makna hidupnya dan hubungannya dengan alam semesta.

Tidak ada pendidikan sejati jika hanya sebatas mentransmisikan pengetahuan tentang dunia karena hanya penyempurnaan yang diberikan oleh suatu budaya yang dapat mencapai kepribadian yang kokoh dan kokoh.

Kebudayaan adalah penanaman nilai-nilai yang membentuk martabat manusia dan pengembangan kemampuan untuk membedakan, yaitu belajar untuk memisahkan jerami dari jerami, untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang baik.

Tidak ada kehidupan manusia tanpa budaya dan jika ini diabaikan, manusia kehilangan kedamaian dan keamanan.

Semua mendedikasikan upaya mereka untuk mencapai kenyamanan tanpa mengetahui apa arti kesejahteraan yang sebenarnya. Jika manusia bersikeras hanya untuk merasa nyaman tanpa berusaha memahami apa itu budaya, hidupnya kosong dan tidak berarti.

Sama seperti benih mencapai tujuan menghasilkan buahnya, manusia harus menemukan tujuan yang memberi makna pada hidupnya dan yang menuntunnya di jalan menuju kesempurnaan.

Pendidikan sejati mencita-citakan kesejahteraan semua orang dan pendidikan tertinggi adalah spiritual.

Pendidikan seharusnya tidak hanya untuk mencari nafkah kita sehari-hari tetapi harus berguna untuk kehidupan. Banyak orang berpendidikan tinggi tidak memiliki ketajaman mental seperti orang yang telah hidup dan belajar dari kehidupan.

Tujuan utama pendidikan adalah membangun karakter, karena karakter tercermin dalam tindakan dan hubungan serta memungkinkan terbukanya pintu-pintu pikiran.

Arti belajar yang sebenarnya adalah menemukan kebajikan yang tersembunyi dalam diri setiap manusia.

Pendidikan saat ini berorientasi pada penggabungan pengetahuan yang tidak terkait yang sulit untuk dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Orang-orang muda tidak melihat arti dari apa yang dipaksakan untuk dipelajari dan semuanya direduksi menjadi pelatihan teoritis yang berfungsi untuk bersaing dan memuaskan keinginan yang tidak selalu diperlukan.

Ketika pengetahuan tentang realitas fisik selaras dengan pengetahuan tentang makna hidup yang sebenarnya, kehidupan manusia menjadi lebih bermartabat, karena pendidikan hanya berharga ketika memberikan kebahagiaan dan kedamaian batin.

Pendidikan harus mempromosikan kerendahan hati, bukan kesombongan, keserakahan atau ambisi, dan harus memungkinkan melayani keluarga dan negara dengan cara tanpa pamrih.

Hanya ketika manusia memahami tujuan hidupnya, dia akan memahami segala sesuatu yang lain, dia akan menjadi kurang sombong dan lebih berbelas kasih, karena di dunia ini segala sesuatu memiliki nilainya dan nilai manusia adalah hati nuraninya dan kemurnian hatinya.

Di dunia ini orang yang memiliki kekayaan paling banyak adalah orang yang bahagia, bukan orang yang memiliki banyak uang; karena kebahagiaan dan kedamaian batin hanya mungkin jika kepala, hati dan tindakan selaras.

Terinspirasi oleh pidato Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, yang disusun oleh Ibu Mila de Gómez Baret, Koordinator Nasional Pendidikan Nilai Kemanusiaan.

Related Posts