Pengecambahan

Tumbuhan, sebagai makhluk hidup yang tidak bergerak, harus menyebarkan keturunannya melalui sarana bergerak, seperti angin atau hewan. Setelah jauh dari orang tuanya, embrio harus tumbuh sendiri menjadi dewasa, tanpa bantuan orang tua selama perkembangan embrio atau usia mudanya. Poin kunci dalam perkembangan embrio adalah perkecambahan, yang pada hewan akan menetas dari telur atau proses kelahiran. Makhluk hidup lain, seperti jamur dan beberapa bakteri, yang menghasilkan bentuk dispersi dan resistensi, serta proses perkecambahan.

Perkecambahan adalah proses di mana embrio yang terkandung di dalam benih yang tersebar memecah lapisan pelindungnya dan mulai membedakan jaringannya, dimulai dalam banyak kasus dengan satu atau dua daun sederhana yang disebut kotiledon. Benih dapat tetap dalam keadaan tidak aktif selama beberapa tahun, tergantung pada spesiesnya. Meski terlihat mati, bijinya tetap memiliki metabolisme yang aktif. Ketika benih menerima sinyal dari lingkungan kondisi optimal untuk kelangsungan hidup tanaman, proses perkecambahan diaktifkan. Benih memiliki reseptor untuk menangkap parameter yang dibutuhkan tanaman untuk hidup: suhu, kelembaban, konsentrasi garam, oksigen, dan cahaya.

Perkecambahan, dari sudut pandang metabolisme, sudah dimulai di tanaman induk. Dari saat pertama embrio mulai berkembang di dalam biji, proses ini disebut embriogenesis. Zigot menjadi individu, dengan meristem apikal dan akar di dalam benih menunggu amplop pecah. Secara bersamaan, tanaman induk mengirimkan sejumlah besar senyawa cadangan ke benih, sehingga zigot dapat membuat jaringan pertama. Benih tersebut kemudian dikeringkan dan dipisahkan dari tanaman induknya, dengan bibit hampir terbentuk di dalamnya. Biasanya benih memasuki masa aktivitas metabolisme rendah yang disebut dormansi atau dormansi, sambil menunggu kembalinya kondisi optimal untuk tumbuh.

Kehadiran air adalah faktor utama yang memulai perkecambahan. Meningkatkan air bagian dalam (meningkatkan turgor) dari sel-sel meristem akar yang terkandung di dalam biji merusak lapisan pelindung. Radikula membentuk rambut akar yang dengan cepat menyerap air di sekitarnya dan menambatkan tanaman ke tanah. Pada saat itu, cadangan energi yang terkandung dalam endosperma benih dimobilisasi oleh enzim hidrolitik jenis peptidase yang mendegradasi protein, memungkinkan penggunaan asam amino untuk sintesis protein baru dan amilase, yang akan mendegradasi gula. Kehadiran air merangsang degradasi asam absisat, fitohormon yang menghambat perkecambahan, dan merangsang sintesis giberelin dan etilen, fitohormon yang pada gilirannya akan merangsang aktivasi amilase yang sudah ada dalam benih yang akan mendegradasi pati cadangan.

Setelah berlabuh ke substrat, kotiledon terbuka untuk mulai menangkap energi cahaya dengan fotosintesis, meskipun pertumbuhan mereka dan daun sejati pertama terutama dipertahankan oleh cadangan energi yang termasuk dalam benih.

Related Posts