Suksesi ekologi: teori klasik dan teori kompleksitas

Suksesi adalah proses penggantian beberapa kelompok tumbuhan untuk orang lain, di tempat yang sama, dari waktu ke waktu. Menurut teori klasik yang dipostulasikan Clemens pada tahun 1916, ini adalah proses deterministik, yang terjadi secara konvergen mulai dari keadaan awal yang beragam, mencapai keadaan akhir yang analog yang hanya bergantung pada iklim umum dan, dalam beberapa kasus, pada geologi. Oleh karena itu, hasilnya dapat diprediksi. Dari sudut pandang ini, konsekuensinya adalah pertimbangan bahwa vegetasi membentuk rangkaian konkrit yang dibentuk oleh serangkaian tahapan yang ditentukan.

Tahapan suksesi menurut teori klasik:
– Fase aktivasi: setelah terjadi gangguan, dilepaskan ruang baru yang tersedia.
– Fase bangunan: penjajahan dan pendirian.
– Fase stabilisasi: kompleksitas masyarakat yang progresif.

Teori ini menjadi dogma selama bertahun-tahun. Belakangan, para ahli ekologi mulai berbicara sebaliknya: teori Gleason menunjukkan bahwa tidak ada komunitas yang dapat diprediksi, karena setiap individu berevolusi secara individual, dan kemudian komunitas tersebut terorganisir. Hari ini ada pembicaraan tentang keseimbangan antara dua teori ekstrem ini: jika kondisi lingkungan stabil, teori Clemens bisa jadi benar dan evolusi vegetasi terjadi dalam urutan yang serupa dan dapat diprediksi. Tetapi jika kondisinya berubah, lebih sulit untuk memprediksi evolusi kolektif.

Teori kompleksitas:
1. Sistem kompleks terdiri dari unit-unit kompleks.
2. Sifat-sifat sistem yang kompleks tidak hanya dijelaskan dengan jumlah bagian-bagiannya, tetapi juga diberikan sifat-sifat yang muncul.
3. Sifat-sifat yang muncul ini berasal dari interaksi antara bagian-bagian sistem.
4. Interaksi antar pihak bervariasi tergantung pada jenis perubahan (lingkungan, taksonomi) yang mengarah ke hasil yang berbeda. Suksesi tidak ditentukan.
Singkatnya, suksesi tidak selalu dapat diprediksi, dan pada saat terjadi perubahan drastis atau perubahan kondisi, rangkaian tersebut mungkin tidak seperti biasanya. Pada dasarnya akan mungkin untuk membedakan dua situasi awal:
– Suksesi terjadi di lingkungan alami atau semi-alami.
– Suksesi terjadi di lingkungan yang sangat antropis.

Kondisi lingkungan akan sangat menentukan suksesi, dan untuk alasan ini apa yang terjadi di negara beriklim sedang atau tropis sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Mediterania, yang merupakan lingkungan yang sangat antropis. Ada, misalnya, proses fasilitasi, dan spesies itu sendiri mengubah kondisi lingkungan.
Penting untuk melakukan studi eksperimental yang membahas tidak hanya flora dan vegetasi, tetapi juga fauna dan tanah (misalnya, keberadaan herbivora mengubah suksesi vegetasi).

Related Posts