Apakah Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama

Pengertian diferensiasi sosial berdasarkan agama adalah merupakan suatu hal yang didasari pada agama yang dimiliki anggota masyarakat, di Indonesia, agama-agama yang umum ditemukan dalam kelompok-kelompok masyarakat adalah Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Chu.

Yang dimaksud diferensiasi sosial adalah pengelompokan atau penggolongan masyarakat secara horisontal yang didasari dengan ciri-ciri tertentu, Pengelompokan horisontal ini dilatar belakangi dengan perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan juga agama yang disebut kemajemukan sosial.

Diferensiasi sosial berdasarkan agama adalah lahir pada saat masyarakat dalam realitasnya terdiri dari individu yang memeluk agama yang berbeda. Dalam setiap agama tentu saja akan memberikan arahan atau petunjuk terhadap umatnya tentang bagaimana tata cara hidup yang baik.

Oleh sebab itu, agama disini memiliki sifat yang sejajar atau setara antara satu sama lain. Sifat yang sejajar atau setara inilah yang selanjutnya akan memunculkan anggapan tentang struktur sosial di dalam jenis diferensiasi sosial agama.

Sebagai contoh, di dalam Agama Kristen Khatolik dengan Kriten Protestan, semuanya sama-sama mempunyai anggapan atau pandangan yang sama secara sosialnya.

Ciri-ciri diferensiasi sosial adalah :

  • Ciri Ciri fisik yaitu ciri yang berkaitan dengan sifat bawaan seperti pada ras, sebagai contoh yaitu bentuk dan warna rambut, postur tubuh, warna mata, dan yang lainnya.
  • Ciri Ciri sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan fungsi atau peran oleh seorang individu dalam bermasyarakat.Semua orang pasti tahu bahwasannya tiap-tiap individu di dalam masyarakat mempunyai tugas yang berbeda. Hal itu berhubungan dengan profesi, pekerjaan, atau juga kita sebut mata pencaharian.
  • Ciri Ciri budaya yaitu ciri yang berkaitan dengan adat-istiadat ataupun kebudayaan yang tumbuh berkembang di dalam lingkungan masyarakat.

Apa itu Diferensiasi sosial berdasarkan agama

Diferensiasi agama adalah merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.

Komponen-komponen Agama

  • Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur
  • Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan
  • Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek
  • Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil,
  • Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.

Agama dan Masyarakat

Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.

Contoh Diferensiasi Sosial

  • Penggolongan masyarakat karena perbedaan status sosial dapat kita lihat pada: Kehidupan bermasyarakat di desa seorang pamong desa akan memiliki status sosial berbeda dengan masyarakat biasa hal ini terjadi karena jabatan atau kekuasaan yang berbeda pula.
  • Penggolongan masyarakat karena ciri budaya dapat kita lihat pada keanekaragaman suku di Indonesia seperti suku Minangkabau, Jawa, Toraja Banjar, Dayak, dsb.
  • Penggolongan masyarakat karena perbedaan fisik yang kemudian dikenal dengan berbagai ras seperti Mongoloid, Negroid, Kaukasoid, dsb.

Apa saja Bentuk diferensiasi sosial ?

  • Diferensiasi Ras, adalah merupakan mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri fisik yang dimiliki seperti, rambut, warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, dan lain sebagainya. Pada dasarnya ciri fisik manusia terbagi menjadi tiga golongan yaitu, ciri fenotipe, ciri filogenetik, dan ciri getif. Ciri fenotipe dapat dimaknai sebagai ciri yang tampak seperti bentuk hidung, bentuk bibir, tinggi badan, dan lain sebagainya. Ciri filogenetik diartikan sebagai hubungan asal-usul antara ras dan perkembangan yang terjadi. Kemudian, ciri getif yakni ciri yang berdasarkan pada keturunan darah
  • Diferensiasi Etnis (Suku Bangsa), Etnis atau suku bangsa ialah sekelompok golongan yang dibedakan dengan kelompok lain karena memiliki ciri dasar yang berkaitan dengan asal-usul, tempat asal, dan budaya. Ciri dasar yang dimaksud ialah kesamaan dalam hal fisik, bahasa daerah, kesenian, dan adat istiadat.
  • Diferensiasi Profesi, adalah penggolongan masyarakat berdasarkan profesinya. Dari penggolongan tersebut maka kita dapat melihat kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai guru, tentara, pegawai negeri, polisi, dan lain-lain. Perbedaan profesi ini akan membawa pengaruh tersendiri terhadap perilaku sosial seseorang di lingkungannya. Kamu pasti bisa membedakan perilaku seorang tukang becak dengan seorang dokter dalam melakukan pekerjaannya. Diferensiasi dalam hal ini jangan melihat dari aspek ekonomi, namun dilihat dari fungsi dari profesi tersebut. Jika, diferensiasi profesi dilihat dari aspek ekonomi, maka dapat memungkinkan timbul masalah ketimpangan sosial.
  • Diferensiasi Jenis Kelamin, Pada hakikatnya kedudukan laki-laki dan perempuan ialah sama karena memiliki kesempatan, peran sosial, dan status yang sama dalam berkehidupan. Namun, di beberapa tempat, status perempuan masih lebih rendah dibandikan dengan status laki-laki. Hal ini masih terjadi karena adanya perbedaan nilai dan norma yang membedakan.
  • Diferensiasi Agama, Agama merupakan sistem yang terdiri dari kepercayaan dan praktik yang berkaitan dengan hal-hal suci. Di Indonesia terdapat beberapa agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan berbagai aliran kepercayaan lain. Pembedaan tersebut bukan untuk menentukan tingkatan. Dalam diferensiasi ini tidak ada status agama yang lebih tinggi atau rendah. Ini karena pada dasarnya, semua agama memiliki status yang sama yakni diakui oleh pemerintah.

Related Posts