Kerajaan Majapahit mencapai puncak kesuksesan ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Gajah Mada sebagai komandan pasukan pada tahun 1350-1389. Puncak keberhasilan ini ditandai dengan kerajaan Majapahit luas yang meliputi Jawa, Semenanjung Melayu, Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur.
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Dengan dibantu Mahapatih Gajah Mada Hayam Wuruk hampir menaklukkan seluruh wilayah Nusantara, dan menjadikan Majapahit sebagai kerajaan terbesar serta terkuat pada masanya. Seiring dengan perkembangan zaman Kerajaan Majapahit juga dapat menguasai wilayah luar Nusantara seperti Thailand, Singapura dan Malaysia.
Dari wilayah kerajaan Majapahit dianggap sebagai yang terbesar di negara ini. Pembentukan kerajaan Majapahit didahului dengan serangan yang dilakukan oleh Duke Kediri bernama Jayakatwang dari Singhasari. Serangan ini dilakukan karena Singhasari menolak pembayaran upeti. Serangan raja terakhir Singhasari yaitu Kertanegara terbunuh, kemudian putra bernama Raden Wijaya berhasil melarikan diri dan melarikan diri ke Thailand untuk mencari perlindungan Wiraraja.
Dari Raden Wijaya yang melarikan diri ke Madura, ia kemudian diberi tanah oleh Arya Wiraraja. Administrasi pertanahan adalah hutan yang disebut daya tarik hutan. Hutan ini kemudian dikembangkan oleh Raden Wijaya dan akhirnya menjadi desa dan bernama Majapahit. Kenapa Majapahit? karena di hutan ada banyak buah “maja” dan rasa buahnya sangat pahit, itu adalah asal mula nama Kerajaan Majapahit.
Runtuhnya Majaphit
Runtuhnya Kekaisaran Majapahit dimulai ketika akhir masa pemerintahan Hayam Wuruk. Ini karena perebutan kekuasaan antara keluarga raja Hayam Wuruk. Selain itu, keruntuhan juga disebabkan oleh perkembangan agama Islam di masyarakat Majapahit yang demokratis dan tidak mengakui otoritas seorang raja. Perkembangan ini mengguncang agama Islam dan fondasi agama kepercayaan pada masyarakat majapahit yang masih menganut Hindu.
Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit lainnya adalah terhentinya pendirian kerajaan Islam di akhir abad ke-14 dan pengikut abad ke-15 awal ini membuatnya mulai meninggalkan kerajaan Majapahit secara bertahap dan beralih ke kerajaan Islam. Perang saudara yang telah dijelaskan di atas mengakibatkan kerajaan tidak diabaikan sehingga menyebabkan kemunduran di bidang Ekonomi. Selanjutnya, sedikit demi sedikit perdagangan di kepulauan itu diambil alih oleh para pedagang yang ada di sekitar kerajaan Majapahit, atau mungkin dari luar kerajaan ini.
Ekonomi kerajaan Majapahit cukup maju dan membuat orang hidup dalam damai. Kegiatan ekonomi yang dilakukan meliputi pertanian dan perkapalan. Hasil pertanian termasuk beras, wijen, rempah-rempah, kacang hijau. Sedangkan dari buah-buahan termasuk pepaya, durian, langsa, kelapa, pisang dan semangka. Untuk mendapatkan hasil pertanian maksimum, pemerintah majapahit membangun dua bendungan yaitu Trailokyapur (digunakan di daerah hilir) dan bendungan Jiwu (untuk padi).
Untuk mendukung kehidupan ekonomi, Kekaisaran Majapahit memiliki mata uang sendiri sebagai alat bertransaksi. Mata uang ini disebut money gobog, bentuk koin dan memiliki lubang di tengahnya. Uang ini dibuat dari campuran timah, perak, timah, dan tembaga. Selain itu, kepeng (berasal dari berbagai dinasti) juga digunakan oleh publik. Menurut pedagang Cina bernama Wang Ta-yuan, komoditas ekspor kerajaan ini pada waktu itu meliputi: garam, lada, kain, dan burung beo. Sementara itu, impor bahan meliputi: emas, perak, mutiara, keramik, sutra dan barang-barang yang terbuat dari besi.
Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit
Pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk, semua sistem pemerintahan serta birokrasi di Kerajaan Majapahit berjalan dengan teratur sesuai dengan yang telah ditentukan. Sistem Birokrasi di Majapahit kala itu antara lain:
- Raja yang memimpin di kerajaan masa itu dianggap penjelmaan dewa oleh masyarakat dan mempunyai hak tertinggi dalam kerajaan.
- Rakryan Mahamantri Kartini biasanya akan di jabat oleh putra-putra raja.
- Dharmadyaksa merupakan pejabat hukum di pemerintahan kerajaan.
- Dharmaupattati yaitu pejabat dibidang keagamaan dalam kerajaan.
Selain itu pembagian wilayah di dalam Kerajaan Majapahit juga dilakukan dengan teratur yang disusun oleh Hayam Wuruk. Adapun pembagiannya yaitu:
- Bhumi, yaitu kerajaan dengan raja sebagai pemimpinnya.
- Negara, yaitu setingkat dengan propinsi dengan pemimpinnya adalah raja atau natha yang juga sering disebut dengan bhre.
- Watek, yaitu setingkat dengan kabupaten yang dipimpin oleh Wiyasa.
- Kuwu, yaitu setingkat dengan kelurahan yang pemimpinannya bernama lurah.
- Wanua, yaitu setingkat dengan desa yang dipimpin oleh Thani.
- Kabuyutan, yaitu setingkat dengan dusun atau tempat-tempat sakral.