Pengertian perilaku konsumen adalah suatu hal yang menunjukkan hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
Yang dimaksud perilaku konsumen adalah merupakan sesuatu yang merujuk kepada evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek, atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya.
2 jenis pendekatan konsumen adalah:
- Pendekatan Konsumen Oridinal
- Pendekatan Konsumen Kardinal
Apa pengertian pendekatan konsumen ordinal ?
Pengertian pendekatan ordinal adalah merupakan sesuatu yang merujuk kepada sebuah pendekatan yang bertugas untuk mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal/relatif. Dalam Pendekatan Ordinal, tidak perlu diukur untuk daya guna suatu barang, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Tingkat kepuasan konsumen dapat dihitung dengan menggunakan kurva indeferens yang memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :
- Kurva cenderung cembung ke arah titik asal, hal ini menunjukkan bahwa sebuah perbedaan antara jumlah proporsi yang harus konsumen korbankan untuk mengubah kombinasi dari jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi atau bisa disebut marginal rate of substitution.
- Memiliki tingkat kemiringan yang negatif, artinya konsumen cenderung mengurangi konsumsinya terhadap benda satu ketika benda lainnya yang dikonsumsi jumlahnya meningkat.
Apa pengertian Pendekatan konsumen kardinal
Hal penting dalam pendekatan konsumen kardinal adalah :
- Dalam perilaku konsumen terjadi hukum Gossen, artinya ada sebuah penurunan yang terjadi pada tingkat kepuasan konsumen.
- Tingkat kepuasan sebanding lurus dengan harga suatu produk. Artinya ketika konsumen ingin mendapatkan tingkat kepuasan yang tinggi maka mereka harus rela mengeluarkan uang yang banyak, begitupun sebaliknya ketika konsumen hanya ingin mengeluarkan sedikit uang maka tingkat kepuasannya pun tidak akan meningkat.
- Satuan ukur bisa digunakan untuk mengukur kepuasan dari konsumen.
- Jumlah barang yang dikonsumsi berbanding lurus dengan kepuasan konsumen, artinya semakin banyak jumlah barang yang dikonsumsi maka semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen tersebut.
Asumsi dasa Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :
- Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
- Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
- Terjadi hukum law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
Macam-macam perilaku konsumen adalah :
- Teori antropologis, Fokus kajian dari teori antropologis seputar ruang lingkup pembelian atau konsumsi yang dilakukan oleh konsumen. Teori menekankan pada perilaku pembelian yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat terutama pada ruang lingkup yang luas. Misalkan kebudayaan, kelas-kelas sosial dan lain sebagainya.Teori ekonomi mikro, adalah menganggap bahwa setiap konsumen akan selalu berupaya untuk memperoleh kepuasan yang maksimal. Dimana konsumen akan terus melakukan pembelian terhadap suatu produk yang bisa memberikannya tingkat kepuasan maksimum. Kepuasan disini diartikan sebagai kepuasan yang setara atau melebihi marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran atau konsumsi yang sama atas beberapa produk yang lainnya.
- Teori psikologis, adalah menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan faktor-faktor psikologis yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan disekitarnya. Dalam bidang psikologis pembahasan yang terjadi mengenai perilaku konsumen sangatlah komplek dan rumit, karena proses mental tidak bisa diamati dan dilihat secara langsung.
Prinsip dalam Analisa Perilaku Konsumen
- Pendapatan terbatas dan kelangkaan
- Konsumen mampu membedakan antara biaya dan manfaat
- Konsistensi konsumen dalam memperkirakan manfaat yang tepat
- Distribusi produk satu dengan yang lainnya.
- Konsumen patuh pada hukum berkurangnya tambahan kepuasan yang berlaku.