Jelaskan Pengertian Pengomposan dan Fungsinya

Pada dasarnya bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam oleh bantuan populasi mikroorganisme maupun jasad renik lainya. Namun penguraian yang terjadi berlangsung lambat dan lama. Oleh karena itu untuk mempercepat proses penguraian telah di kembangkan berbagai teknologi pengomposan baik teknologi. sederhana, sedang maupun teknologi tinggi.

Sebenarnta pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Penguraian di optimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berlangsung lebih cepat dan efesien.

Pengembangan teknologi pengomposan sangat penting artinya, terutama untuk mengatasi berbagai permasalahan limbah organik seperti pembakaran jerami, kotoran ternak berserakan dan sampah-sampah rumah tangga yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Pengomposan adalah bisa menghasilkan bahan yang dibutuhkan tanah pertanian sebagai upaya untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

Agro-ekosistem saat ini telah mengalami kerusakan, ditandai dengan produksi usahatani cendrung menurun yang diikuti dengan peningkatan biaya produksi, serangan hama penyakit dan penurunan kualitas tanah akibat degredasi, eksploitasi dan pemakaian bahan kimia sintetis semakin besar dan bertambah tanpa ada upaya pengendalian dan perbaikan.

Secara spesifik penurunan produksi padi terutama pada lahan irigasi yang dikelola secara intensif, sangat erat kaitannya dengan pemberian pupuk kimia dengan takaran yang semakin meningkat dan berkurangnya ketersediaan bahan organic dalam tanah, akibatnya terjadi ketidak seimbangan unsur hara tanah.

Dari hasil uji kandungan bahan organik didapatkan sekitar 65 % tanah sawah penghasil tanaman pangan mengandung bahan organik 1 % dan hanya 5 % yang mengandung bahan organik diatas 3 % artinya kandungan bahan organik tanah sawah saat ini rata-rata dibawa 2 %. Untuk peningkatan produktivitas kandungan bahan organik tanah minimal 5 %.

Oleh karena itu perlu pengembangan teknologi pengomposan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan limbah organik dan perbaikan kualitas tanah pertanian.

Apa itu kompos ?

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran berbagai macam bahan organik yang dapat dipercepat secara fisik oleh bantuan mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik atau anaerobik.

Pengertian kompos menurut Wield merupakan pupuk alami (organic) yang dapat dibuat dari bahan-bahan hijauan dan bahan organic lainnya yang ditambahkan dengan sengaja sehingga proses pembusukan akan lebih cepat.

Apa itu pengomposan

Pengomposan adalah merupakan dimana bahan-bahan organik mengalami penguraian secara biologis oleh mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol pengomposan agar kompos cepat terjadi. Kegiatan ini meliputi membuat campuran bahan organik yang seimbang, penambahan aktivator/dekomposer, pemberian air secukupnya dan pengaturan aerasi serta pembalikan.

Mengapa harus melakukan pengomposan ?

Penyebab penurunan produksi padi sawah adalah berkurangnya kandungan bahan organic tanah di bawah 2%, sementara tanah yang subur itu adalah mengandung bahan organi tanah di atas 5%.

Kerusakan agroekositem akibat perubahan iklim global, degradasi lahan dan pemberian bahan kimia sintetis secara terus menerus. Oleh sebab itu pengomposan perlu dilakukan untuk memperbaiki sfat fisik, kimia dan biologi tanah.

Kompos sebagai bahan organic yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kompos juga dapat di jadikan pupuk bagi tanaman karena mengandung hara esiensial yang lengkap. Melakukan pengomposan merupakan upaya pengembalian kesuburan lahan pertanian untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas usaha tani. Terutama usaha tani padi sawah.

Manfaat Pupuk Kompos adalah :

  • Kompos menekan pertumbuhan penyakit tanaman.
  • Kompos menyediakan vitamin dan juga hormon yang dibutuhkan oleh tanaman.
  • Kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah.
  • Kompos membantu meningkatkan daya serap air tanah.
  • Kompos membantu memperbaiki karakteristik dan struktur tanah.
  • Kompos membantu meningkatkan aktivitas mikroba pada tanah.
  • Kompos membantu meningkatkan kualitas hasil panen.
  • Kompos membantu menyediakan unsur hara pada tanah.
  • Kompos membuat tanah menjadi lebih gembur dan tidak keras.

Pengomposan

Fungsi kompos dan Pengomposan adalah :

  • Memperbaiki sifat fisik tanah
  • Memperbaiki sifak kimia tanah
  • Memperbaiki sifat biologis tanah

Fungsi pengomposan dalam memperbaiki sifat fisik tanah

Kompos memperbaiki struktur tanah yang semula pada menjadi gembur sehingga akan mempermudah untuk pengolahan tanahnya. Tanah berpasir menjadi lebih kompak dan tanah lempung menjadi lebih gembur. Penyebab kompak dan gemburnya tanah adalah adanya senyawa-senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh mikroorganisme pengurai dalam kompos serta miselium atau hifa yang berfungsi sebagai perekat tanah.

Struktur tanah yang baik ini berarti difusi O2 atau erasi akan lebih banyak sehingga proses fisiologi di akar akan lancar. Perbaikan tanah secara fisik akan mempemudah penyerapan air dalam tanah sehingga proses erosi dapa ditegah. Kadar organik yang tinggi akan memberikan tampilan warna tanah yang gelap, sehingga penyerapan energi matahari akan lebih maksimal. Institut Pertanian Bogor (IPB) melaporkan bahwa takaran kompos 5 t ha-1 meningkatkan kandungan air tanah pada tanah yang subur.

Fungsi pengomposan dalam memperbaiki sifak kimia tanah

Kompos merupakan sumber hara makro dan mikro-mineral secara lengkap mesikpun dalam jumlah yang kecil (N, P, P, Ca, Mg, Zn, Mo, dan Si). Dalam jangka panjang, pemberian kompos dapat memperbaiki pH dan meningkatkan hasil tanaman pertanian pada tanah-tanah masam. Pada tanah yang kandungan P rendah, bentuk fosfat organik mempunyai peranan penting dalam penyediaan hara tanaman karena hampir sebagian P yang diperlukan tanaman terdapat pada senyawa P-organik. Sebagian P organik dalam organ tanaman terdapat sebagai fitin, fosfolid, dan asam nukleat.

Selain itu, kompos juga mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan hara makro dan mikro.  Kapasitas tukar kation asam-asam organik dari kompos lebih tinggi dibandingkan mineral liat, namun lebih peka terhadap perubahan pH karena mempunyai sumber muatan tergantung pH. Peranan bahan organik yang juga penting pada tanah ialah kemampuannya bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Dengan demikian ion logam yang bersifat meracuni tanman serta merugikan penyediaan hara pada tanah seperti Al, Fe, dan Mn dapat diperkecil dengan adanya bahan organik.

Fungsi pengomposan dalam memperbaiki sifat biologis tanah

Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomsetes, bakteri, dan alga). Dengan ditambahkan kompos ke dalam tanah tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan, akan tetapi mikroorganisme yang di dalam tanah pun akan terpacu untuk berkembang dengan baik. Proses dekomposisi lanjut oleh mikroorganisme akan tetap terus berlangsung  tetapi tidak mengganggu tanaman. Gas CO2 yang dihasilkan mikroorganisme tanah akan dipergunakan utnuk fotosintesis tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat.

Amonifiksi, nitrifiksi, dan fiksasi nitrogen juga meningkat karena  pemberian bahan organik sebagai sumber karbon yang terkandung di dalam kompos. Aktivitas berbagai mikroorganisme di dalam kompos menghasilkan hormon pertumbuhan, misalnya auksin, giberelin dan sitokinin yang memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian makanan lebih luas.

Pemberian kompos pada lahan sawah akan membantu mengendalikan atau mengurangi populasi nematoda, karena bahan organik memacu perkembangan musuh alami nematoda, yaitu cendawan dan bakteri serta memberi kondisi yang kurang menguntungkan bagi perkembangan nematoda. Munculnya serangan nematoda penyebab penyakit bintil akar pada tanaman padi di beberapa daerah dipicu oleh penggunaan pupuk urea yang intensif.

Bahan organik memberikan efek positif pada aktivitas berbagai enzim hidrolase yang kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya biomass mikroba (Garcia et al., 1994). Setelah 10 tahun penamabahn bahan organik, siklus biokimia N, aktivitas (urease dan protease-B A A), P ( phosphatase) dan karbon dapat direaktivasi, sehingga kesuburan tanah meningkat.

Related Posts