Bagaimana cara menentukan usia peninggalan sejarah

3 cara menentukan usia peninggalan sejarah adalah :

  1. Stratigrafi adalah cara penentuan umur suatu benda peninggalan berdasarkan lapisan tanah di mana benda itu berasal/ditemukan. Semakin ke bawah lapisan tanah tempat penemuan benda peninggalan budaya, semakin tua usianya sehingga dapat disimpulkan bahwa lapisan paling atas adalah paling muda.
  2. Kimiawi adalah suatu cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur kimia yang dikandung oleh benda itu, misalnya, unsur C-14 (Carbon 14) atau unsur Argon.
  3. Tipologi, adalah cara penentuan usia peninggalan budaya berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan itu. Makin sederhana bentuk peninggalan, makin tua usia benda. Namun dengan cara ini seringkali timbul masalah sebab benda yang sederhana belum tentu dibuat lebih dahulu dari benda yang lebih halus dan sempurna buatannya. Contohnya, benda dari tanah liat pada saat ini dipakai bersama-sama dengan benda dari logam dan plastik.

Ilmu yang membantu mengungkap sumber sejarah adalah :

  • Epigrafi, adalah ilmu yang mempelajari tulisan kuno atau prasasti.
  • Paleontologi, adalah ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang sudah membatu.
  • Paleoantropologi, adalah ilmu yang mempelajari bentuk manusia yang paling sederhana hingga sekarang.
  • Sosiologi, adalah ilmu yang mempelajari sifat keadaan dan pertumbuhan masyarakat.
  • Filologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis.
  • Arkeologi, adalah ilmu yang mempelajari benda/ peninggalan kuno.
  • Ikonografi, adalah ilmu yang mempelajari tentang patung.
  • Nomismatik, adalah ilmu yang mempelajari tentang mata uang.
  • Ceramologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang keramik.
  • Geologi, adalah ilmu yang mempelajari lapisan bumi.
  • Antropologi, adalah ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian serta perkembangan makhluk manusia dan kebudayaannya.

Sejarah dan prasejarah

Penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia.

Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikemukakan. Istilah “prasejarah” digunakan untuk mengelompokan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis.

Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber.

Di samping itu, ahli prasejarah seperti [Vere Gordon Childe] menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus.

Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan.

Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan prasejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah.

Apa Manfaat Belajar Sejarah ?

  1. Mengetahui Peristiwa di Masa Lampau, ini adalah yang utama, hal ini merupakan dasar utama dari belajar sejarah. Kita bisa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, siapa yang terlibat, dimana peristiwa terjadi dan apa dampak dari peristiwa tersebut. Belajar sejarah akan menambah pengetahuan dan wawasan dari era ke era.
  2. Sebagai Sarana Rekreasi, adalah dapat memberikan kesenangan dalam diri. Dengan membaca kisah-kisah sejarah kita seolah bertualang melewati batas ruang dan waktu di masa lampau. Sarana rekreatif lain bisa diperoleh saat mempelajari sejarah dengan mengunjungi situs sejarah, candi-candi dan museum-museum.
  3. Sejarah Sebagai Keprofesian, orang yang mempelajari tentang sejarah disebut dengan sejarawan. Sementara profesi lain seperti arkeolog, guru sejarah, penulis sejarah dan peneliti juga dikategorikan pada keprofesian yang berhubungan dengan sejarah.
  4. Memperluas Wawasan dan Pikiran, tidak hanya melulu soal sejarah kemerdekaan Indonesia saja, namun banyak sejarah lain yang menarik untuk dipelajari seperti sejarah Perang Dunia, Revolusi Industri, sejarah peradaban Islam, sejarah penemuan benua Amerika dan lain-lain. Dengan mempelajari sejarah, tentu akan menambah wawasan pengetahuan kita dan memperluas pikiran.
  5. Manfaat Edukatif dan Pembelajaran, adalah sejarah digunakan sebagai media pembelajaran. Kita pun bisa mempelajari sejarah, belajar mengenai tokoh dan peristiwa bersejarah yang telah terjadi di masa lampau.
  6. Sebagai Sumber Inspirasi, adalah digunakan sebagai sumber inpsirasi untuk kita saat ini. Misalnya bangsa Indonesia yang dulu pernah berjaya di zaman Kerajaan Hindu-Buddha, bisa digunakan untuk inspirasi agar Indonesia kembali berjaya di era modern saat ini. Sejarah juga bisa menjadi sumber inspirasi karya seni, mulai dari film, buku, novel dan musik.
  7. Manfaat Instruktif, adalah muncul dalam proses penyampaian suatu ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, pada dasarnya sejarah memberikan pengetahuan yang masih bersifat teoritis, berupa pemahaman terhadap generalisasi-generalisasi atau konsep-konsep yang dipelajari dari peristiwa sejarah.