Apakah Pengertian Kijing, Batu Nisan, dan Cungkup ?

Assalaamu’alaikum wr wb. Setiap orang pasti meninggal, dan ada banyak agama yang mengharuskan kepada pemeluknya bila meninggal agar dikubur. Nah, kuburan itu biasanya ada penanda atau ciri, agar memudahkan kepada keluarga yang meninggal menemukan kuburan yang ditujunya. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai pengertian, kijing, batu nisan dan cungkup.

Di dalam sebuah makam terdapat beberapa bangunan yang dibuat dengan tujuan sebagai tanda atau ciri suatu makam, yang diantaranya Jirat atau Kijing, Batu nisan dan Cungkup. Apakah anda tahu dengan tiga nama yang disebutkan tadi? Untuk mengetahuinya berikut ini merupakan uraian singkat tentang pengertiannya semoga bermanfaat!

Makam merupakan tempat di mana seseorang yang telah meninggal dunia dikebumikan. Menurut ajaran Islam, sebelum dikebumikan diadakan upcara jenazah. Pada hari yang ke 100, makan boleh dibangun secara permanen yang terdiri dari kijing (jirat), batu nisan, dan cungkup, terutama bagi keluarga raja dan kaum bangsawan.

Sedangkan makam bagi warga masyarakat biasa, umumnya tidak selengkap makam bagi keluarga raja dan kaum bangsawan. Bagi warga biasa yang paling penting adalah batu nisan.

Pengertian kijing

Kijing adalah batu penutup makam yang menyatu dengan batu nisannya (terbuat dari pualam, tegel, atau semen).

Pengertian batu nisan

Batu tanda pada kubur. Batu nisan adalah penanda kuburan yang biasanya dibuat dari batu. Biasanya ditulisi dengan nama orang yang dikebumikan di sana, tanggal lahir dan tanggal mati. Hal ini dapat berguna bagi ahli sejarah dan ahli silsilah. Batu nisan modern juga dapat mengandung foto orang tersebut.

Pengertian cungkup

Cungkup adalah bangunan beratap diatas makam sebagai pelindung makam.

Contoh makam kuno yang bercorak Islam adalah makan Fatimah binti Maimun dan makan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Sultan Malik As-Saleh di Pasai, makam Raden Patah di Demak, makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, dan sebagainya.

Sedangkan para raja biasanya dimakamkan di daerah perbukitan seperti kompleks makam Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri, kompleks raja-raja Cirebon di Gunung Sembung, dan sebagainya. Namun, bentuk atauseni bangunannya tetap dipertahankan seperti sedia kala.