Letak Silsilah Peninggalan dan Sejarah Kerajaan Singasari

Singasari merupakan salah satu kerajaan yang ada di Indonesia (sebelum adanya negara Indonesia). Kerajaan Singasari memiliki wilayah dan pengaruh yang sangat luas sekali. Berikut ini akan dijelaskan mengenai letak silsilah peninggalan dan sejarah kerajaan Singasari.

Silsilah Raja Kerajaan Singasari

Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan atau silsilah raja-raja Singhasari

Versi Pararaton

  1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 – 1247)
  2. Anusapati (1247 – 1249)
  3. Tohjaya (1249 – 1250)
  4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 – 1272)
  5. Kertanagara (1272 – 1292)

Versi Nagarakretagama

  1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 – 1227)
  2. Anusapati (1227 – 1248)
  3. Wisnuwardhana (1248 – 1254)
  4. Kertanagara (1254 – 1292)

Letak Kerajaan Singasari

Kerajaan Singosari terletak di dekat Kota Malang, Jawa Timur. Istana Kerajaan Singosari ada di dua wilayah. Yang pertama adalah masa Ken Arok hingga Raja Wisnuwardhana awal, yang kedua adalah istana tersebut dipindahkan di wilayah yang lebih besar.

Para peneliti mengatakan bahwa dulu Ibukota Singosari adalah Kutaraja atau daerah Muharto dengan Kuto Bedahnya. Di sana ada sebuah pertemuan Sungai Brantas dan Sungai Bango. Kemudian, Wisnuwardhana memindahkan pusat kerajaannya ke sebelah utara. Di saat itulah Singosari menjadi sebuah kerajaan besar karena tahta diteruskan oleh anaknya yaitu Kartanegara. Ibu Kota baru itu terletak di daerah Kecamatan Singosari saat ini.

Pintu masuk Istana Kerajaan Singosari ada di sebelah timur, dari Jalan Surabaya-Malang, jalan Provinsi itu memang sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan jalur kuno. Temuan itu semakin lengkap karena di Singosari ada Arca Dwarapala yang masih ada hingga saat ini.

Istananya sendiri diperkirakan ada di Dusun Kadipaten, Desa Candirenggo sekarang. Disana terdapat banyak sekali sisa kerajaan seperti permukiman kuno, patirtaan, batu kuno, gerabah, dan juga empat buah candi yang ukurannya lebih kecil dari Candi Singosari.

Peninggalan Kerajaan Singasari

  1. Candi Singosari
  2. Prasasti Manjusri
  3. Candi Jago
  4. Candi Sumberawan
  5. Arca Dwarapala
  6. Prasasti Singasari
  7. Candi Jawi
  8. Prasasti Wurare

Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Singasari, kerajaan yang bermarkas di Jawa Timur yang muncul pada paruh pertama abad ke-13 setelah runtuhnya kerajaan Kadiri. Raja pertama Singhasari, Ken Angrok (atau Ken Arok), mengalahkan raja Kadiri, Kertajaya, pada tahun 1222. Raja terakhir Singasari, Kertanagara (memerintah 1268–92), mampu menyatukan Jawa timur untuk sementara waktu.

Menjelang akhir masa pemerintahan Kertanagara, Kublai Khan, khan besar bangsa Mongol dan kaisar Cina, mengirim utusan ke Singhasari untuk meminta penghormatan, tetapi Kertanagara menolak dan bahkan menghina duta besar Kublai. Segera setelah itu penguasa Kadiri, Jayakatwang, memberontak melawan Singhasari dan membunuh Kertanagara, sehingga mengakhiri periode kekuasaan Singhasari.

Kuil yang dibangun pada masa pemerintahan Singhasari dianggap sebagai contoh seni Hindu-Jawa yang luar biasa. Mereka menandai transformasi bertahap arsitektur Hindu menjadi bentuk-bentuk Jawa dan juga mencerminkan meningkatnya sinkretisme Hindu dan Budha, yang memuncak dalam kultus Buddha Siwa-Kertanagara.

Tahun Berdirinya Singasari

Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kadiri.

Kerajaan Singasari

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kerajaan Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam.

Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari

Selanjutnya terdapat kehidupan ekonomi dalam sejarah kerajaan Singasari. Kehidupan ekonomi kerajaan Singasari berasal dari berita negeri asing, sumber prasasti dan analisis para ilmuan. Menurutnya kerajaan Singasari berpusat di sekitar Lembah Sungai Brantas dan rakyatnya banyak mengantungkan hidupnya sebagai seorang petani. Perekonomian tersebut didukung oleh melimpahnya hasil bumi. Dengan begitu Kertanegara banyak memperluas kekuasaannya untuk lintas perdagangan. Bahkan Sungai Brantas digunakan untuk sarana jalur perdagangan dari wilayah wilayah luar. Perkembangan perekonomian dalam kerajaan Singasari juga didukung oleh jalur perdagangan.

Related Posts